Layanan minimal buat penumpang domestik
Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta sudah melebihi kapasitas.
Puluhan orang tengah asik menghisap asap rokok, di terminal ruang tunggu keberangkatan terminal I C. Tempat pembuangan abu rokok yang minim membuat para penumpang seenaknya membuang abunya ke lantai.
Walaupun, operator bandara sudah memisahkan antara barisan kursi perokok dan yang tidak, tetap saja ada penumpang perokok, nyelonong tanpa ditegur petugas dan asik menghisap rokok dan membuang abunya ke lantai.
Saat menginjak bandara yang dirancang arsitek Perancis, Paul Andreu, dengan gaya arsitektur lokal, dan kebun tropis di antara lounge tempat tunggu keberangkatan. Beberapa orang yang ditanyai merdeka.com langsung berpendapat panas serta minimnya fasilitas dan petugas yang mengingatkan penumpang untuk tidak merokok sembarangan atau membuang sampah sembarangan.
-
Apa yang bisa dinikmati di Bandung? Bandung menawarkan banyak sekali pilihan untuk menjelajahi dan menikmati keajaiban alam bebas. Wisata Bandung ini bisa jadi destinasi liburan.
-
Apa saja yang menjadi dampak dari banjir bandang di Sumatera Barat? Bencana itu telah menelan korban jiwa sebanyak 67 warganya. Ribuan orang mengungsi. Sejumlah ruas jalan, termasuk jalan, nasional juga masih terputus akibat kejadian itu.
-
Di mana TPS dengan tema wayang di Bandung? Keunikan pertama perayaan hari pemilihan umum terjadi di TPS 005, RW 02, Kelurahan Garuda. Di sana, TPS-nya didesain unik yakni bertemakan wayang.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Dimana letak Bandungan? Bandungan adalah kawasan wisata yang terletak di Semarang, menawarkan keindahan alam yang memikat dan udara sejuk pegunungan yang menyegarkan.
-
Di mana bandara Lolak berada? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
Bahkan, penumpang menilai tidak ada perkembangan terbaru dari bandara yang letaknya di provinsi Banten ini. Selain itu, penumpang menilai saat ini fasilitas yang ada di bandara, misalnya kursi untuk menunggu kedatangan di terminal 1 dinilai sangat minim dan tidak sebanding dengan jumlah penumpang yang datang dan pergi, sehingga penumpang harus duduk di tangga kosong untuk sekedar beristirahat karena lama berdiri. Atau duduk di kereta dorong (trolli).
"Dari pada bandara besar, saya lebih nyaman di bandara kecil, seperti Solo atau Adi Yogyakarta," ujar Ardyan salah seorang warga Jogjakarta.
Standar yang berbeda seolah dirasakan penumpang di terminal 3, penumpang domestik mengaku lebih nyaman di terminal yang baru dibangun 2009 lalu dibanding harus berada di terminal 1. Mereka menilai terminal 3 yang juga melayani perjalanan domestik ke berbagai tujuan di dalam negeri lebih adem dan bersih serta tertata.
"Saya lebih nyaman diterminal 3 dibanding terminal 1, mungkin karena ada penerbangan internasional, jadi mungkin pelayanannya berbeda," ujar Radiawati.
Pengamat Transportasi Universitas Indonesia menilai dari segi pelayanan bandara dalam negeri semisalnya Soekarno-Hatta jauh dibandingkan dengan bandara Changi Singapura. "Bandara Internasional kita dari segi kapasitas sudah tidak terpenuhi. Tapi, bandara kita juga sedang berusaha untuk mengikuti tren bandara di luar negeri," ujar Alvin Syah saat dihubungi merdeka.com, Kamis (3/4).
Dia menilai saat ini operator bandara tengah melakukan master plan pengembangan yang baru dengan melihat pertumbuhan pengguna pesawat udara udara yang terus meningkat. Bahkan, operator bandara layanannya telah berusaha untuk setingkat Bandara Changi Singapura.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dalam desain awal hanya memiliki 150 loket
check-in, 30 pengklaiman bagasi dan 42 gerbang. Setiap sub-terminal memiliki 25 loket check-in, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Dimana untuk terminal 1 dibagi 3 sub terminal A,B dan C. Sedangkan terminal 2 dibagi sub terminal D dan E yang peruntukannya didesain untuk layanan kedatangan dan keberangkatan Internasional.
Paling tidak, tahun 2009, jumlah penumpang untuk rute dalam negeri (domestik) mencapai 35,6 juta orang. Jumlah tersebut meningkat menjadi 43,77 juta pada tahun 2010 dan menembus angka 51,5 juta pada tahun 2011. Peningkatan penumpang telah membuat pengelola Bandara Soekarno-Hatta beberapa kali melakukan percobaan untuk mengurangi kepadatan di terminal domestik. Triwulan pertama 2012, jumlah penumpang rata rata perbulan mencapai 4 juta penumpang.
Alvin mengatakan paling tidak saat ini bandara internasional dalam negeri telah memenuhi
syarat minimum standar yang disyaratkan lembaga internasional. "Jika tidak memenuhi standar dia tidak akan dapat sertifikasi standar internasional. Secara fungsi pasti sudah memenuhi standar minimum yang harus dimiliki bandara dengan level masing masing," ujarnya.
Dia meminta masyarakat jangan hanya melihat pada lihat kemasan bandara dalam negeri. soal pelayanan bandara sangat subjektif. "Hal spesifik (kebersihan) tidak ada standarnya. Hanya fungsi umum saja. Angkasa Pura harus melakukan pengawasan terhadap hal spesifik itu," ujarnya.