Lebih murah lewat laut, proyek JSS tak diperlukan
Kehadiran JSS dinilai juga akan menyebabkan pembengkakan konsumsi BBM.
Pemerintah berencana akan membangun Jembatan Selat Sunda (JSS) yang akan menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan jalur distribusi logistik antar pulau ini.
Namun demikian, Wakil Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Lolok Sudjatmiko menyatakan tidak sepakat dengan proyek tersebut. Dia menilai JSS hanya akan menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Saya tidak setuju dengan JSS. Lebih baik benahi infrastruktur pelabuhan saja," ujar Lolok di Jakarta, Kamis (20/3).
Lolok mengatakan, jika JSS diteruskan, hal itu dapat mengancam keberlangsungan sektor transportasi dan logistik melalui jalur laut. Padahal, biaya yang dibutuhkan untuk transportasi jauh lebih murah jika menggunakan kapal laut ketimbang kendaraan darat.
"(Distribusi dan logistik) Masih bisa dihandle kapal laut," ungkap Lolok.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Yukki Nugrahawan Hanafi menilai transportasi darat Jawa-Sumatera akan semakin padat setelah JSS terbangun. Hal itu akan berpengaruh pada semakin membengkaknya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau fungsi laut dioptimalkan, itu bisa menyumbang penghematan BBM sampai 10 persen. Jadi, jauh lebih efisien menggunakan transportasi laut daripada menggunakan kendaraan darat," pungkas dia.