Lentera Anak: Indonesia, negara di Asia yang menunda aksesi FCTC
Pada 2020, anak muda rentan menjadi penduduk produktif yang sakit-sakitan dan pada akhirnya menjadi beban ekonomi.
Lentera Anak Indonesia bersama Pembaharu Muda di 17 kota dan berbagai organisasi dan komunitas anak muda tengah mengumpulkan surat dari berbagai kalangan sebagai bentuk dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk meratifikasi Konvensi Kerangka Kerja untuk Pengendalian Tembakau (FCTC). Indonesia disebut satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi aturan ini.
"FCTC sudah melindungi anak-anak di 187 negara dari epidemi global konsumsi tembakau. Indonesia satu-satunya negara di Asia yang masih menunda aksesi FCTC," kata Ketua Lentera Anak Indonesia Lisda Sundari seperti dilansir Antara, Jakarta, Rabu (11/5).
Menurut Lisda, bila tidak segera meratifikasi FCTC, Indonesia akan gagal menikmati bonus demografi. Sebab, pada 2020, anak muda rentan menjadi penduduk produktif yang sakit-sakitan dan pada akhirnya menjadi beban ekonomi.
"Hal itu dapat mengancam bonus demografi yang hanya terjadi sekali sepanjang sejarah dari sebuah negara," ujarnya.
Pengumpulan surat dilakukan secara langsung maupun daring. Pembaharu Muda asal Pandeglang Imam Rahma Sanjaya misalnya, mendatangi sekolah-sekolah untuk mengumpulkan surat yang dibuat siswa dan siswi.
Begitu pula dengan Pembaharu Muda dari Jakarta Citra Demi Kirana yang mengumpulkan surat dari anak-anak di Ruang publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Sedangkan, Pembaharu Muda dari Padang, Febrian dan Gesyca tengah mengumpulkan surat dari 18 kota dan kabupaten di Sumatera Barat bersama anak-anak dari Forum Anak Sumatera Barat.
"Surat yang terkumpul akan diantarkan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, akhir Mei 2016 mendatang," jelas Lisda.
Saat ini surat yang terkumpul sudah mencapai 5.000 surat dari target 10.000 dan masih menunggu kiriman surat dari masyarakat di seluruh Indonesia.
Baca juga:
Lima negara dengan harga rokok termahal
5 Fakta unik di balik industri rokok dunia
Lindungi anak dari bahaya rokok, pemerintah diminta ratifikasi FCTC
BPS: Rokok salah satu barang konsumsi terbesar setelah makanan
Lentera Anak: 30 Persen anak Indonesia merokok sebelum umur 10 tahun
Lima negara surga buat perokok
Kuartal awal 2016, Sampoerna bukukan laba bersih Rp 3,1 triliun
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Bagaimana dampak cukai rokok terhadap industri hasil tembakau? "Kita dibatasi produksinya, tapi di lain pihak rokok ilegalnya meningkat. Kalau rokok ilegal menurut informasi dari kawan-kawan Kementerian Keuangan, itu hampir 7 persen. Kalau itu ditambahkan kepada produksi yang ada, pasti akan tidak turun," tuturnya.
-
Kenapa Jokowi ingin Indonesia menjadi produsen dalam industri teknologi? "Kita tidak boleh hanya menjadi penonton, kita tidak boleh hanya menjadi pasar, dan kita harus jadi pemain, menjadi produsen," kata Jokowi.
-
Apa yang Presiden Jokowi sampaikan tentang produksi jagung di Gorontalo? "Artinya kalau harganya sudah turun seperti itu, maka produksinya pasti melimpah. Dan kita harapkan produksinya naik, tetapi harganya juga meningkat, ini yang harus dilakukan pemerintah dengan mungkin pembelian-pembelian oleh Bulog," ujar Presiden, Senin, 22 April 2024.
-
Kapan Jokowi meresmikan pabrik minyak makan merah? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Pabrik Percontohan Minyak Makan Merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (14/3).
-
Apa yang ditinjau oleh Jokowi di Kabupaten Keerom? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung ladang jagung yang ada di kawasan food estate, Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.