Eksploitasi pasar uang Timur Tengah, ISIS raup USD 25 juta
"Sistem lelang valuta asing di bank sentral Irak adalah area yang perlu diinvestigasi."
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ditengarai mampu meraup USD 25 juta sebulan dari pasar uang Timur Tengah. Kelompok gemar melakukan teror tersebut mengeksploitas bank nasional di Irak guna mengeruk pemasukan jutaan dolar tersebut.
Hal tersebut diungkapkan David Butter, analis politik ekonomi dan bisnis Chatham House, kepada Subkomisi Parlemen Inggris, Februari lalu. Subkomisi tersebut dibentuk untuk mencari cara memutus aliran pendanaan ISIS.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Bagaimana ciri khas bangunan Gedung Bank Indonesia di Aceh? Ciri khas bangunan ini yaitu terdapat 3 bagian gedung, bangunan induk berada di tengah lalu diapit oleh dua bangunan di sebelah kiri dan kanannya.
-
Kapan Masjid Istiqlal diresmikan? Pembangunan Masjid Istiqlal berlangsung selama 17 tahun sebelum akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978, dengan pemasangan prasasti di area tangga pintu As-Salam.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
Menurut Butter, ISIS mengeksploitasi lubang yang terdapat dalam praktik bisnis sektor keuangan di Timur Tengah guna menghasilkan jutaan dolar. Ini menjadi sumber pembiayaan selain penyelundupan minyak, pajak, dan pemerasan.
"Sistem lelang valuta asing di bank sentral Irak adalah area yang perlu diinvestigasi. ISIS telah menggunakan sistem tersebut untuk meraup uang di sejumlah pasar valuta asing," kata Butter, seperti diberitakan CNBC, kemarin.
Dia melanjutkan, ISIS mengambil dinar Irak dari dana pensiun pegawai negara dan sejumlah bank di Mosul yang berada di bawah pengaruh ISIS. Dana itu dialirkan ke sejumlah bank di Yordania untuk kemudian dikembalikan ke Irak lewat Ramadi, notabene bekas benteng ISIS.
Selanjutnya, dana itu kembali ditransfer ke Baghdad lewat sistem bernama Hawala. Ini merupakan kanal remitansi alternatif diluar sistem perbankan tradisional.
"Jadi, ketika pemerintah Irak melakukan lelang valuta asing reguler, uang ISIS menyelip di dalam sistem tersebut," kata Butter.
"Mereka bisa membuat keuntungan dari selisih antara nilai tukar berbagai mata uang dan mengirimkan ke wilayah mereka lewat sistem Hawala. Inilah cara bagaimana uang bergerak di Timur Tengah."
(mdk/yud)