Lima indikasi kebangkrutan Batavia Air
Sebelum menghentikan operasinya, terdapat beberapa indikasi kebangkrutan Batavia Air. Apa sajakah itu?
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah mempailitkan PT Metro Batavia yang merupakan pengelola Batavia Air. Tuntutan tersebut diajukan oleh pihak International Lease Finance Corporation (ILFC) yang mempunyai piutang sebesar USD 4,68 juta (Rp 45,38 miliar).
Pihak Batavia Air terbukti tidak bisa membayar utang tersebut pada tanggal jatuh tempo 13 Desember 2012 lalu.
-
Apa jejak yang tersisa dari kedatangan Inggris di Batavia? Jejak yang tersisa dari datangan Inggris di Batavia hanyalah melalui sebuah mercusuar yang terbuat dari besi tinggi. Terlihat di bagian atasanya terdapat lampu menyerupai sirine.Konon di sana dulunya masih berupa daratan pantai sehingga Inggris bisa berhenti di titik itu.
-
Dimana lokasi tempat eksekusi mati yang lebih menyeramkan di Batavia? Selain tempat eksekusi yang berada di depan Balai Kota Batavia, pada era itu pemerintah Hindia Belanda punya tempat eksekusi mati yang jauh lebih menyeramkan. Lokasinya sekitar 500 meter dari depan balai kota. Bila dilacak pada masa kini, lokasinya cukup tersembunyi, tak jauh dari Kawasan Kota Tua Jakarta.
-
Mengapa profesi Binatoe penting di Batavia? Ahli Binatoe menjadi salah satu pekerjaan yang dapat menyerap tenaga banyak warga Batavia. Diperlukan keahlian khusus untuk mengerjakannya, termasuk tenaga yang besar.
-
Mengapa Gondangdia menjadi titik berpengaruh di Batavia? Namun demikian, Gondangdia menjadi salah satu titik paling berpengaruh di Batavia kala itu, melalui ciri banyaknya gedung tua peninggalan kolonial Belanda.
-
Apa saja permasalahan yang dihadapi trem kuda di Batavia? Sayangnya, trem kuda menimbulkan masalah baru yang kurang diantisipasi pemerintah. Dalam catatan Dimas Wahyu Indrajaya dalam bukunya berjudul Trem di Jakarta 1869-1962: Moda Darat Favorit Warga Ibu Kota Tempo Dulu, hewan ini kerap membuang kotoran di jalanan yang dilalui trem. Walau lajunya berada di atas rel, namun rute trem yang mengarah ke permukiman warga pribumi dan Belanda, menimbulkan aroma tak sedap. Belum lagi jumlah kuda yang mati karena kelelahan juga tidak sedikit. Sebanyak 545 kuda sepanjang tahun penggunaan trem di masa itu didapati tidak bisa diselamatkan.
-
Di mana rute trem kuda di Batavia? “Trem kuda saat itu dikelola oleh BTM atau Bataviasche Tramway Maatschappij, yang menghubungan antara Batavia dan Weltevreden – Amsterdamschepoort (gerbang Amsterdam Batavia – Moolenvliet atau sekarang Gajah Mada – Harmoni yang kemudian diperpanjang sampai Tanah Abang dan Meester Cornelis atau Jatinegara,” kata Adriansyah Yasin di buku tersebut.
Namun, pemberhentian operasi maskapai dalam negeri tersebut tidak semata karena pailit. Sebelumnya, perusahaan milik Yudiawan Tansari ini telah menunjukkan tanda-tanda menuju kebangkrutan. Apa saja itu?
Gagal menang tender haji
Gagalnya Batavia Air dalam memenangkan proyek keberangkatan haji dinilai menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan maskapai ini untuk mengeruk pundi-pundi dari penumpang yang menuju Tanah Suci.
Menurut PR Manager Batavia Air Elly Simanjuntak, ketertarikan Batavia Air terhadap tender maskapai pemberangkatan haji telah membuat manajemen menyewa Airbus 330 white body. "Tapi ternyata tiga tahun berturut-turut Batavia Air tidak mendapatkan proyek haji. Sehingga terjadi tunggakan-tunggakan pembayaran," ujar dia.
Dijual ke AirAsia
Juli lalu, Batavia Air dan AirAsia telah mengumumkan rencana mereka untuk bergabung menjadi satu. Rencananya, Batavia Air akan membeli AirAsia dengan anggaran sekitar Rp 700 miliar.
Batavia Air diyakini dapat memfasilitasi ekspansi maskapai dari Malaysia itu di pasar Indonesia.
Mengurangi rute penerbangan
Pihak Kementerian Perhubungan sebelumnya telah mengatakan terdapat beberapa tanda Batavia Air akan pailit. Pihaknya telah mengetahui bahwa keadaan keuangan Batavia Air dalam kondisi sulit.?
Untuk mengurangi beban perusahaan, Batavia Air mengurangi sejumlah rute penerbangan. Tercatat sebanyak 20 rute dikurangi. Jika sebelumnya 64 rute, hingga Januari tinggal 44 rute.
Utang yang menumpuk
Sebelum digugat pailit oleh pihak International Lease Finance Corporation (ILFC), rupanya Batavia juga sudah digugat oleh Lufthansa karena menunggak untuk perawatan pesawat sebesar USD 4,4 juta.
Selain Lufthansa, Batavia juga diduga mempunyai utang kepada Abacus International Ltd sebesar USD 766 juta. Namun, pihak Batavia dikatakan telah melunasi utang tersebut.
Sementara itu menurut kajian dari OSK Research Sdn Bhd Batavia mempunyai utang senilai USD 40 juta atau sekitar Rp 384,6 miliar.
Batal dibeli AirAsia
Rencana akuisisi Batavia Air oleh AirAsia batal Oktober tahun lalu. Hal itu diduga disebabkan oleh utang Batavia Air yang menumpuk.
"Hal ini tidak masuk akal untuk AirAsia karena menambah risiko dengan adanya utang tersebut. Ditambah, armada maskapai tersebut juga sudah menua," papar OSK Research dalam laporannya.
Selain itu, maskapai yang dipunyai Batavia Air yaitu Boeing jenis 737 boros bahan bakar sehingga menambah biaya operasional.