Lion Air berencana buka rute Indonesia-China tahun depan
Lion Air saat ini masih menunggu izin dari regulator China.
Lion Air berencana mengembangkan sayap bisnisnya ke China. Rencana pelayanan rute terbang ke Negara Tirai Bambu tersebut akan dilakukan pada tahun depan atau 2016. Lion Air menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 5 persen sampai 7 persen dari pasar China.
Presiden Direktur Lion Air Edward Sirait mengatakan pihaknya berencana melayani rute dari dan menuju Guangzhou, Shanghai, dan kota lain di China. Pihaknya kini tinggal menunggu izin dari regulator China.
"Salah satu wisman terbesar ialah dari China. Jika kita bisa mendapatkan izin tersebut, 10 pesawat tidak cukup untuk melayani rute tersebut," ujarnya seperti dilansir dari Reuters, Senin (2/11).
CEO Lion Air Rudy Lumingkewas menambahkan pihaknya akan kedatangan dua pesawat Airbus A330-300s hingga akhir ini. Di mana harga satu pesawat tersebut sekitar USD 260 juta.
Sejauh ini, pemasukan terbesar Lion Air masih dari penerbangan dalam negeri. Sejauh ini peta persaingan Lion Air ialah dengan maskapai AirAsia dan Garuda Indonesia.
Namun, penerbangan Tanah Air saat ini tengah lesu. Sebab, perekonomian tengah melambat akibat melemahnya konsumsi domestik, peningkatan pengangguran, dan jatuhnya harga komoditas.
Edward Sirait optimistis permintaan penerbangan dalam negeri akan membaik tahun depan dengan pertumbuhan mencapai 15 persen. Jauh lebih tinggi dibanding tahun ini yang sekitar 10 persen sampai 11 persen. Hal ini, menurutnya, tak terlepas dari kebijakan stimulus perekonomian pemerintah.
Sebelumnya, Lion Air dikabarkan juga tengah menyiapkan Initial Public Offering (IPO) pada kuartal pertama 2016. Lion Air mengicar dana Rp 10 triliun. Akan tetapi, pendiri Lion Air, Rusdi Kirana mengatakan akan menunda pelaksanaan IPO karena masih lemahnya perekonomian.
Edward Sirait menegaskan pihaknya akan terus mereview rencana IPO ini dan tidak menargetkan kapan akan dilaksanakan. "Kami tidak yakin jika kami lepas saham sekarang, pasar akan menyerapnya," tuturnya.
Baca juga:
Curhat pilot, kerja di Merpati Airline lebih enak dibanding Lion Air
Pilot Lion Air: Gaji saya hanya Rp 40 juta, pilot asing Rp 150 juta
Kemenhub: Lion Air rekrut pilot asing karena gajinya murah
Bangun Bandara Lebak Banten, Lion Air belum kantongi izin Kemenhub
Ini daftar terbaru maskapai paling on time dan raja delay
Kemenhub bekukan 9 rute 'mati' Lion Air
Penumpang Lion Air tak bisa pindah ke 'lain hati'?
'Si raja delay' Lion Air makin terpojok
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Apa saja jenis kursi terbaik di pesawat Lion Air? Menurut testimoni sebagian besar penumpang, kursi terbaik untuk armada 737 milik Lion Air adalah nomor 17 dan 20. Kursi terbaik untuk armada Airbus 330 adalah yang terdekat dengan pintu keluar.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.