Lokasi tak laik, Kemenhub tolak pembangunan bandara milik Lion Air
Ruang udara Bandara Lebak memotong beberapa ruang udara bandara yang berlokasi di dekatnya.
Kementerian Perhubungan menolak memberikan izin pembangunan bandara milik Lion Grup di Lebak, Banten, sebagaimana yang diusulkan PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS). Pemerintah menegaskan lokasi yang dipilih tidak laik untuk dijadikan bandara.
Direktur Kebandarudaraan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso mengatakan bahwa pihaknya telah menjawab surat MRIS pada 24 Juni terkait permohonan kelayakan lokasi bandar udara Lebak dan juga surat pada 21 Oktober tentang rencana bandara udara Lebak.
"Dari argumentasi dan sekian rapat, diputuskan bahwa bandara ini tidak mungkin jika ditinjau dari kelayakan lokasi bandara," ujarnya di Jakarta, Senin (16/11).
Penolakan tersebut lantaran keberadaan bandara di Lebak tersebut dinilai akan memotong sebagian ATZ, berhimpitan CTR (control zone), overlap dengan beberapa training area (south area, south of West, Rangkasbitung, Point Charlie) Bandar Udara Curug, serta memotong sebagian kecil WIR-2.
Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Novie Riyanto menambahkan aspek operasional bandara tersebut tidak layak karena ruang udara Bandara Lebak memotong beberapa ruang udara bandara yang berlokasi di dekatnya.
Sampai saat ini ruang udara di Bandara Lebak sebagian sudah digunakan untuk ruang udara Bandara Curug yang notabene sebagai wilayah latihan penerbangan dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.
"Jadi prinsipnya proposal konsultan Lion Group ngotot memotong ruang udara yang ada di Curug, itu yang menurut kami tidak bisa terima," tambahnya.
Dikatakan Novie, sebenarnya pihak otoritas sudah memberikan ruang kepada konsultan tersebut untuk mencari solusi yang aman jika nantinya di bandara tersebut dioperasikan. Namun, dalam berbagai diskusi, hal tersebut tidak dilakukan oleh konsultan.
Baca juga:
Izin belum turun, Lion Air tak paksakan proyek Bandara Lebak
Pengembang bandara Lebak klaim sudah bebaskan ribuan hektar lahan
Lion Air berencana buka rute Indonesia-China tahun depan
Penumpang Lion Air di Thailand mengaku bawa bom, penerbangan batal
Lampu bandara Jalaluddin mati, Lion & Sriwijaya Air gagal mendarat
Kabut asap makin memburuk, Lion Air batal mendarat di Palu
Curhat pilot, kerja di Merpati Airline lebih enak dibanding Lion Air
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Bagaimana Lion Air Group dapat menjadi maskapai terbesar di Indonesia? Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana bandara bisa lebih luas dan membuat penumpang harus jalan jauh? Banyaknya Pesawat Besar yang Menjadikan Bandara Memiliki Lahan Luas Pesawat yang lebih besar kini mulai dioperasikan untuk mengangkut lebih banyak penumpang karena maskapai penerbangan telah berhenti menggunakan beberapa pesawat kecil."Ada alasan bisnis yang kuat untuk menggunakan pesawat yang lebih besar, yang mendorong maskapai penerbangan untuk memperbesar ukuran armada mereka," kata Wilson Rayfield, wakil presiden eksekutif penerbangan di Gresham Smith."Ketika Anda memarkir 10 pesawat dengan jarak 75 kaki di antara mereka, secara alami akan memakan waktu lebih lama untuk berjalan," tambah Wilson.