Luas Wilayah Ibu Kota Baru 256.000 Hektare, Kepala Otorita IKN: 65 Persennya Hutan Hujan Tropis
Kawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi.
Hutan hujan tropis yang merupakan kombinasi dari kota yang inklusif, hijau, dengan ketahanan atau resilience yang tinggi.
- Melihat Keseharian Para Lansia di Kampung Terpencil Tengah Hutan Banyumas, Hidup Serba Sulit
- 100 Hektare Kawasan Hutan Lindung Danau Toba Terbakar
- Lawan Perubahan Iklim, Anak Usaha SIG Dedikasikan Separuh Lahan Pabrik Jadi Hutan Kota
- Misteri Hutan Awan, Tempat Mirip Dongeng yang Nyata dan Punya Hewan-Hewan Menakjubkan
Luas Wilayah IKN Nusantara 256.000 Hektare, Kepala Otorita IKN: 65 Persennya Hutan Hujan Tropis
Luas Wilayah Ibu Kota Baru 256.000 Hektare, Kepala Otorita IKN: 65 Persennya Hutan Hujan Tropis
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, Bambang Susantono mengatakan bahwa dari 256 ribu hektare area yang akan dibangun untuk IKN, sebetulnya hanya 25 persen atau sekitar 160 ribu hektare yang akan dibangun menjadi kota.
Sedangkan sisanya 65 persen adalah hutan hujan tropis, yang merupakan kombinasi dari kota yang inklusif, hijau, dengan ketahanan atau resilience yang tinggi.
"Pembangunan IKN kali ini dilakukan dengan perencanaan dan konsep yang matang untuk reforestasi atau pengembalian fungsi hutan. Pembangunan ini akan selaras dengan pembangunan kota hijau sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045," ujar Bambang dikutip dari Antara, Kamis (21/12).
Oleh karena itu, Otorita IKN dan PT Tirta Investama berkolaborasi menjadikan Nusantara sebagai kota hijau, dan juga sebagai kota model untuk masa depan yang berkelanjutan.
Direksi PT Tirta Investama, Vera Galuh Sugijanto mengatakan, pihaknya mendukung program reforestasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis (MHHT) pada lahan seluas 96 hektare.
pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis tersebut dalam rangka mendukung pemerintah untuk mengimplementasikan strategi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sebagai Net Zero City pada 2045.
"Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat mempercepat terjadinya suksesi alami yang akan membentuk ekosistem dengan keragaman hayati tinggi, untuk kemudian menjadi model hutan hujan tropis yang dapat direplikasi secara luas di wilayah IKN," ujarnya.
Pembangunan MHHT tersebut bekerja sama dengan Universitas Mulawarman yang didukung oleh PT Indo Tambangraya Megah dan PT Multi Harapan Utama serta pembangunan fasilitas pengelolaan sampah TPS3R Sampahku Tanggung Jawabku (Samtaku) untuk mendukung kelestarian alam di kawasan ini.
Dikatakannya, saat ini tutupan lahan KIPP didominasi oleh Eucalyptus pelita sebagai komoditas utama hutan tanaman industri yang ditebang tiap 6-7 tahun dan menjadikannya hutan homogen dengan keragaman hayati rendah.
Melalui pengembangan MHHT Nusantara, maka akan dikembangkan metode silvikultur atau bentuk manajemen hutan yang berfokus pada pengelolaan pertumbuhan dan produksi hutan dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat membentuk hutan alam bertipe hutan hujan tropis.
Kawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi. Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas edukasi dengan mengusung konsep edu-ekowisata melalui rumah galeri.
Konsep edu-ekowisata tersebut meliputi sebuah fasilitas edukasi utama kawasan MHHT Nusantara yang berisi informasi jenis pohon yang ditanam, pola tanam serta produk olahannya; area persemaian yang merupakan tempat dimana dilakukan pembibitan sebelum dipindahkan ke lahan tanam, serta area adopsi pohon serta camping ground.