Makna dalam Nama Nusantara, Ibu Kota Baru Indonesia
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan, alasan pemilihan Nusantara sebagai nama ibu kota baru. Hal itu disampaikannya dalam Sidang Paripurna bersama DPR RI pada hari ini.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan, alasan pemilihan Nusantara sebagai nama ibu kota baru. Hal itu disampaikannya dalam Sidang Paripurna bersama DPR RI pada hari ini.
"Dapat kami sampaikan bahwa Nusantara dideskripsikan sebagai konseptualisasi atas wilayah geografi Indonesia dengan konstituenta pulau-pulau yang disatukan oleh lautan," ujar Menteri Suharso, Selasa (18/1).
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Siapa yang menganiaya ibu kandungnya di Pekanbaru? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Di mana letak ibu kota Garut? Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Tarogong Kidul.
-
Di mana lokasi ibu kota baru Mesir? Ibu kota baru Mesir ini dirancang seluas 700 kilometer persegi atau kira-kira seukuran Singapura.
-
Bagaimana Palangka Raya disiapkan menjadi calon Ibu Kota? Di tahun yang sama, Soekarno semakin optimis dan menggencarkan promosi Palangka Raya sebagai calon ibu kota negara. Keyakinan Soekarno sederhana, karena saat itu Pemerintah Republik Indonesia belum pernah membuat kota sendiri secara mandiri. Pemerintahan Soekarno pun jor-joran membangun sejumlah fasilitas di tengah kondisi negara yang baru saja merdeka.
-
Kapan Palangka Raya ditetapkan menjadi calon Ibu Kota? Gagasan ini sebelumnya dilemparkan oleh Presiden Soekarno pada 1950-an lalu. Saat itu, Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.
Baik secara nama maupun lokasi, Menteri Suharso menyebut, Nusantara sebagai ibu kota baru akan merepresentasikan segala kekayaan dan kemajemukan yang berada di wilayah Indonesia.
"Terbersit di dalamnya kemajemukan geografi yang disertai dengan kemajemukan budaya. Maka Nusantara adalah sebuah konsep kesatuan yang mengakomodasi kekayaan, kemajemukan Indonesia," ungkapnya.
Tak hanya itu, sesuai dengan visi Indonesia 2045 sebagai top 5 negara ekonomi terkuat dunia, dia ingin Nusantara jadi modal dasar untuk memajukan kesejahteraan rakyat sekaligus mendongkrak target Indonesia sebagai negara maju.
"Dengan nama Nusantara, ibu kota baru negara Republik Indonesia merepresentasikan realitas tersebut. Realitas kekayaan/kemajemukan Indonesia itu jadi modal sosial untuk memajukan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan, menuju Indonesia maju, tangguh dan berkelanjutan," tuturnya.
5 Alasan Pemindahan Ibu Kota
Pada hari ini, DPR RI melalui Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara telah resmi mengesahkan RUU IKN menjadi UU IKN dalam Sidang Paripurna. Pada kesempatan tersebut, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa turut menyampaikan sejumlah visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur ini.
"Pemindahan ibu kota ke Kalimantan didasarkan pada beberapa pertimbangan, keunggulan wilayah, serta kesejahteraan. Dengan visi lahirnya pusat gravitasi ekonomi baru di tengah Nusantara," ujar Menteri Suharso, Selasa (18/1).
Menteri Suharso menyebut, setidaknya ada 5 alasan mengapa Jokowi ingin membentuk ibu kota baru yang usulnya diberi nama Nusantara ini. Pertama, dari sisi lokasi letaknya sangat strategis
"Itu karena berada di tengah-tengah wilayah Indonesia yang dilewati alur laut Kepualauan Indonesia di Selat Makassar, yang juga berperan jadi jalur laut utama nasional dan internasional," ungkapnya.
Kedua, lokasi yang berada di Kalimantan Timur ini dianggap memiliki infrastruktur relatif lengkap seperti bandara, pelabuhan dan jalan yang lebih baik. Kemudian ketersediaan infrastruktur lain seperti jaringan ketersediaan energi dan air minum yang memadai.
Berikutnya, lokasi ibu kota baru yang berada di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara ini juga dekat dengan dua kota penting yang sudah berkembang, yakni Balikpapan dan Samarinda.
"Keempat, ketersediaan lahan yang dimiliki pemerintah sangat memadai untuk pengembangan ibu kota baru. Kelima, minimnya risiko bencana alam," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com