Masih di Bawah Nilai Fundamental, Bos BI Yakin Rupiah akan Menguat
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih akan terus mengalami penguatan. Meskipun pada saat ini, mata uang Garuda ini masih melemah di kisaran Rp14.100 per USD.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih akan terus mengalami penguatan. Meskipun pada saat ini, mata uang Garuda ini masih melemah di kisaran Rp14.100 per USD.
"Sekarang diperdagangkan sekitar Rp14.100. Kami melihat bahwa nilai tukar rupiah masih berpotensi untuk menguat, kami melihat bahwa level sekarang secara fundamental masih undervalued," katanya dalam rapat kerja bersama dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (12/11).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Pagi tadi, Rupiah dibuka di Rp14.080 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp14.085 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah langsung melemah ke Rp14.120, dan masih melanjutkan pelemahannya hingga ke posisi Rp14.170 per USD. Rupiah sempat stagnan, namun akhirnya menguat dan saat ini berada di Rp14.165 per USD.
Dia mengatakan, jika melihat fundamental ekonomi Indonesia yang ada saat ini, nilai tukar Rupiah masih jauh di bawah nilai fundamentalnya. Oleh sebab itu, dia meyakini rupiah masih akan bisa menguat.
Dia mencontohkan dari sisi inflasi, saat ini masih berkisar di level 1,44 persen secara tahunan pada Oktober 2020. Sedangkan transaksi berjalan defisit USD 2,9 miliar kuartal II-2020 dan premi risiko menurun.
"Dengan melihat bahwa inflasi rendah, transaksi berjalan defisitnya rendah, daya tarik aset keuangan Indonesia yang tinggi dan premi risiko yang menurun," tegas dia.
Menurut Perry, beberapa indikator risiko di pasar keuangan juga mulai mereda, seperti Credit Default Swap (CDS) yang di posisi 73 dan VIX Index di posisi 26 meskipun ketidakpastian pasar keuangan masih tinggi.
"Di pasar keuangan global juga ketidakpastian mulai turun meski tetap tinggi karena faktor geopolitik dan second wave Pandemi COVID. VIX dan CDS turun terutama di bulan-bulan November setelah pemilu di AS," ucap dia.
Baca juga:
Rupiah Berpotensi Menguat Didukung Sentimen Vaksin Covid-19
Rupiah Melemah ke Rp14.067 per USD Dipicu Kabar Baik Penemuan Vaksin Covid-19
Kurs Rupiah Menguat Tipis ke Rp14.057/USD Dipicu Kabar Baik Vaksin Covid-19
Terus Menguat, Nilai Tukar Rupiah Dekati Level Psikologis Rp14.000 per USD
Rupiah Perkasa ke Level Rp14.065 Dipengaruhi Pasar Menyambut Kemenangan Joe Biden
Rupiah Menguat seusai Kekalahan Donald Trump