Soeharto paling rajin, Habibie tak pernah naikkan harga BBM
Soeharto tiga kali menaikkan harga BBM, Gus Dur dua kali, Megawati dua kali, dan SBY tiga kali.
Setelah berputar-putar dan berwacana mengenai kebijakan pengendalian subsidi bahan bakar minyak (BBM) mulai dari pemasangan RFID hingga kebijakan dua harga, kini pemerintah mulai berani mengatakan bahwa harga BBM kemungkinan akan naik. Meski belum menyebutkan secara spesifik besaran kenaikan, tapi pemerintah mematok harga BBM bersubsidi tidak akan lebih dari Rp 6.500 per liter.
Kenaikan harga BBM bukan hal baru. Termasuk untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab, selama 2 kali masa pemerintahannya, SBY sudah tiga kali menaikkan harga BBM dan tiga kali pula menurunkan harga BBM. Tidak hanya SBY, empat Presiden Indonesia sebelumnya juga pernah mengalami masa-masa penyesuaian harga BBM.
-
Siapa yang mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM subsidi? Dilansir dari Antara, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengungkapkan wacana pembatasan pembelian BBM bersubsidi.
-
Bagaimana cara pemerintah untuk mengalihkan subsidi BBM? Implementasinya menunggu revisi Peraturan Pemerintah (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak rampung.
-
Apa yang ingin dicapai dengan mengalihkan subsidi BBM? Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya," tegasnya di Jakarta, Senin (5/8)."Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan," kata Rachmat.
-
Kenapa pemerintah mau mengalihkan anggaran subsidi BBM? Melalui opsi tersebut, pemerintah bakal mengalihkan anggaran subsidi untuk membiayai kenaikan kualitas BBM melalui pembatasan subsidi bagi sebagian jenis kendaraan.
-
Bagaimana upaya BPH Migas memastikan BBM subsidi tepat sasaran? Dalam pertemuan tersebut, Saleh Abdurrahman menyampaikan, rapat koordinasi ini merupakan lanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan seluruh pemerintah provinsi di Kalimantan. Saleh mengharapkan agar ajang ini dimanfaatkan untuk berdiskusi hal-hal yang masih kurang jelas atau menjadi perhatian pemerintah daerah.
-
Bagaimana cara untuk mencegah penyalahgunaan BBM subsidi dalam kelompok kolektif? “Kalaupun pada saat melakukan transaksi pembelian ini diwakilkan kepada satu orang dalam anggota tersebut, maka anggota konsumen pengguna yang lain wajib melampirkan surat rekomendasi kepemilikan masing-masing,” tegas Harya.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, harga BBM mengalami beberapa kali kenaikan. Pada 1991, Soeharto menaikkan harga BBM dari semula Rp 150 menjadi Rp 550 per liter. Dua tahun kemudian, pada 1993, Soeharto kembali menaikkan harga BBM dari menjadi Rp 700 per liter. Hingga akhirnya saat krisis ekonomi menghantam Indonesia, harga BBM naik menjadi Rp 1.200 per liter pada 5 Mei 1998.
Setelah rezim Soeharto runtuh dan digantikan Habibie, tidak ada sejarah kenaikan BBM. Hal ini cukup wajar mengingat masa kepemimpinan Habibie yang hanya seumur jagung. Habibie hanya 18 bulan menjadi presiden atau terhitung sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Selama masa kepemimpinannya, Habibie justru menurunkan harga BBM dari Rp 1.200 menjadi Rp 1.000 per liter.
Di awal-awal masa kepemimpinannya, Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menurunkan harga BBM menjadi Rp 600 per liter pada April 2000. Namun tidak berselang lama tepatnya Oktober 2000, harga BBM kembali naik menjadi Rp 1.150 per liter. Pada Juni 2011, Gus Dur kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 1.450 per liter.
Presiden Megawati Soekarnoputri juga pernah menerapkan kebijakan yang sama. Pada Maret 2002, Megawati menaikkan harga BBM dari Rp 1.450 menjadi menjadi Rp 1.550 per liter. Mega kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 1.810 per liter pada awal Januari 2003.
Selama dua periode kepemimpinan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiga kali menaikkan harga BBM dan tiga kali pula menurunkan harga BBM. SBY menaikkan harga BBM menjadi Rp 2.400 per liter pada Maret 2005. Harga BBM kembali naik menjadi Rp 4.500 per liter pada Oktober 2005. SBY kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp 6.000 per liter pada 23 Mei 2008.
Di penghujung 2008 atau menjelang Pemilu 2009, SBY menurunkan harga BBM menjadi Rp 5.500 per liter. Harga BBM turun lagi menjadi Rp 5.000 per liter pada 15 Desember 2008. SBY kembali menurunkan harga BBM menjadi Rp 4.500 per liter pada 15 Januari 2009.
Apakah di penghujung kekuasaannya kali ini, SBY bakal mengumumkan rencana kenaikan harga BBM kali ini?
(mdk/noe)