Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan
Sejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Mendag menegaskan bahwa harga beras tidak akan naik lagi. Akan tetapi, memang saat ini harga beras belum adanya penurunan.
Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan
Mendag Akhirnya Buka Suara soal Penyebab Mahalnya Harga Beras di Awal Ramadan
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyebut bahwa harga beras yang naik merupakan jenis lokal. Hal ini karena adanya beberapa faktor yang membuat meningkatnya harga tersebut.
Selain itu, apa yang dikatakan pria akrab disapa Zulhas ini juga menjawab terkait apakah harga beras medium akan dinaikkan atau tidak.
"Jadi, beras itu yang naik itu beras lokal. Kenapa? Musim tanamnya bergeser, artinya musim panennya geser kan. Nah ini sudah mulai panen, tapi panen rayanya bulan depan dan bulan Mei," kata Zulhas kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/3).
Selain itu, mendag menegaskan bahwa harga beras tidak akan naik lagi. Akan tetapi, memang saat ini harga beras belum adanya penurunan.
"Tapi sekarang sudah enggak naik lagi, hanya memang belum turun. Ada beras yang tidak naik, beras yang dijual oleh Bulog, ada namanya SPHP ada namanya beras premium," tegasnya.
"Yang premiumnya Rp14.000 yang SPHP Rp11.000 satu kilogram. Jadi kalau ini berat sebetulnya ada beras yang disediakan oleh pemerintah. Tapi kalau tetap beras lokal, ya memang supply-nya masih kurang, bulan depan baru panen raya," sambungnya.
Sejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjelaskan kenaikan HET beras tersebut sifatnya hanya sementara.
Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga di tingkat konsumen selama bulan Ramadan 1445 Hijriah.
Arief menegaskan keputusan ini diambil pemerintah setelah mencermati kondisi ketersediaan, pasokan, dan harga beras premium di pasar tradisional maupun ritel modern.
"(Maka) menjadi perlu adanya suatu upaya agar terus dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen melalui relaksasi HET beras premium," kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Selasa (12/3).