Mendag Enggar Ungkap Penyebab Lamanya Perjanjian IE-EFTA
Penyebab di balik lamanya perjanjian dagang Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA) hingga delapan tahun. Salah satu masalah utamanya adalah adanya penolakan terhadap minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke negara-negara
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkap penyebab di balik lamanya perjanjian dagang Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA) hingga delapan tahun. Salah satu masalah utamanya adalah adanya penolakan terhadap minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke negara-negara European Free Trade Association (EFTA).
"Perjalnan ini delapan tahun. Sebenarnya hambatan utama yang terakhir itu adalah mereka (Norwey) menahan sawit CPO kita," kata Mendag Enggar saat ditemui di Kantornta, Jakarta, Minggu (16/12).
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Bagaimana Kemendag memastikan kelancaran kegiatan ekonomi? Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Bagaimana Menko Airlangga dan Duta Besar Uni Eropa mendekati penyelesaian IEU-CEPA? “Kedua Kepala Negara menyampaikan komitmen penyelesaian IEUCEPA akhir tahun ini atau paling lambat pada awal tahun 2024. Kedua pihak mengedepankan langkah kreatif dan fleksibel guna mencari titik keseimbangan dari kesepakatan,” tegas Airlangga.
-
Apa yang menjadi fokus Kemendag dalam menjaga kelancaran kegiatan ekonomi? "Pemerintah selalu memastikan keberadaan sarana, prasarana, dan utilitas perdagangan yang baik bagi seluruh pihak terkait. Baik bagi pelaku usaha, maupun masyarakat sebagai konsumen akhir. Dengan begitu, diharapkan kegiatan ekonomi akan terus berjalan tanpa hambatan yang berarti," terang Wamendag Jerry.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Atas dasar itu, Indonesia pun kembali melakukan penahanan balik terhadap produk Ikan Salmon dari Negara Norwey. Sehingga, beberapa seranga-serangan balik antar kedua negara membuat perjanjian kerjasama ini lama terelaisasikan.
"Kemudian, Menteri Schneider Amman sebagai koordinator dari EFTA menjembatani hal tersebut. Itu sebenarnya yang proses cukup capek dan panjang diluar lain lainnya," kata Menteri Enggar.
Melihat hal tersebut, pihaknya pun terus melakukan negosiasi terhadap beberapa negara Eropa agar produk komoditas sawit Indonesia bisa ditermia. Sehingga, perjanjian IE-CEPA yang tengah berjalan tersebut dapat segera dirampungkan.
"Untuk itu saya tidak mau mundur. Kenapa? saya bilang karena ini kan proses berjalan. Kalau prosesnya sudah berjalan hanya karena satu soal itu kan sia-sia. Itu lah cara bernegosiasi, cara kita melakukan pembicaraan. Saya bilang ini perjalanan sudah sekian banyak, anda diuntungkan sekian, dua-duanya saling menguntungkan," jelas dia.
"Kalau anda tidak buka sawit kita, sudah kita lupakanlah apa yang kita jalankan ini, dan penduduk ekonomi lima negara ini akan sia-sia. Sebenarnya ada potensi kita baik, potensi pertumbuhan ekonomi positif, ada potensi kita buka lapangan kerja dan berbagai hal," sambungnya.
Seperti diketahui, Indonesia secara resmi telah menjalin hubungan bilateral dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia. Ini dilakukan setelah Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menandatangani perjanjian kerjasama lndonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA).
"Kesimpulan adalah bahwa dengan kriteria yang sudah kita konsultasikan dengan stake holdernya maka akses sawit ke Norway bebas. Untuk itu silahkan salmon masuk. Kenapa sih salmon dipersilahkan masuk? siapa sih yang makan salmon? itu kan high end saja, kita enggak produksi itu, adanya di five star hotel, hotel saya aja enggak ada ya biarin saja," pungkasnya.
Baca juga:
Ini Keuntungan RI Uai Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama IE-CEPA
Resmi, Indonesia-EFTA Tandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Mendag Enggar Imbau Pengusaha Kombinasikan Transaksi Online dan Offline
Mendag Enggar Soal Kenaikan Cukai Bir: Sudah Sewajarnya Naik
Mendag Enggar: Hambatan Ekspor Kopi ke Filipina Sudah Selesai