Jateng Jalin Kerja Sama dengan UEA Terkait Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas, Ini Fakta di Baliknya
Pemprov Jateng dan UEA menyepakati perjanjian kerja sama untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Tujannya untuk meningkatkan impor dan ekspor.
Pada Kamis (12/9), Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) dan Uni Emirat Arab menyepakati sebuah perjanjian kerja sama untuk mengembangkan kawasan Tanjung Emas Semarang. Perjanjian itu disepakati dalam pertemuan antara Pejabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana dengan Duta Besar UEA, Abdulla Salem Obaid.
Selain pembahasan terkait pengembangan kawasan Tanjung Emas, mereka juga membahas sejumlah poin di antaranya adalah peluang kerja sama dalam bidang pendidikan dan teknologi, ketahanan pangan, ekonomi, energi terbarukan, dan juga infrastruktur.
-
Di mana Pelabuhan Juwana berperan penting? Dalam catatan sejarah kuno, Pelabuhan Juwana termasuk dalam titik pantai utara Jawa yang berperan krusial sebagai titik dan pusat perekonomian di Pati.
-
Mengapa pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan? Pada masa lalu, Pelabuhan Jepara menjadi pusat perdagangan yang amat ramai.
-
Bagaimana Pelabuhan Muara berkembang? Dalam sejarahnya, pelabuhan ini telah mengalami beberapa kali perbaikan dan perluasan di bagian dermaganya. Selain itu, beberapa fasilitas di tempat ini juga dilengkapi dengan gudang, kantor Syahbandar, hingga menara suar.
-
Apa komoditas utama yang diperdagangkan di pelabuhan Juwana? Dikutip dari Kemdikbud.go.id, saat itu pelabuhan tersebut menjadi pusat pengiriman beras yang ditukar rempah dari wilayah Nusantara bagian timur.
-
Dimana Jembatan Kembar Tengaran berada? Di sebelah selatan Kota Salatiga menuju ke arah Boyolali, ada sebuah jembatan kembar yang menjadi bagian dari Jalan Raya Semarang-Solo.
-
Dimana Teluk Jantang berada? Pesona Teluk Jantang berada di sebelah barat Aceh tepatnya di Desa Jantang, Meunasah Krueng Kala Pasie Blang Raya, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
“Tujuannya adalah untuk mendukung aktivitas impor dan ekspor dari Jawa Tengah serta penunjang bagi kawasan industri yang ada. Ada rencana ke depan untuk memberikan bantuan dan investasi terkait pelabuhan,” kata Nana dikutip dari ANTARA.
Berikut selengkapnya:
Sudah Berlangsung Lama
Nana mengatakan, kerja sama antara Jateng dengan UEA telah terjalin cukup lama terutama dalam bidang ekonomi. Setidaknya ada lima produk buatan Jawa Tengah yang sudah diekspor ke Uni Emirat Arab pada periode Januari 2023 hingga Juni 2024 di antaranya alas kaki, pakaian jadi bukan rajutan, barang-barang rajutan, kayu dan barang dari tembakau, dan barang-barang dari kulit.
Di samping itu, masih ada komoditas lain yang potensial untuk diekspor ke Uni Emirat Arab antara lain kain perca, lemak dan minyak hewan, daging dan ikan olahan, ikan dan udang, payung, tembakau, sabun dan pembersih, hasil karya seni, kopi, teh, dan rempah-rempah.
“Selain itu masih ada peluang investasi di beberapa bidang lain seperti infrastruktur, pendidikan digital, dan energi baru terbarukan. Kami berterima kasih dan menyambut baik. Kami juga akan meningkatkan komunikasi dengan Kedutaan Uni Emirat Arab di Indonesia,” ungkap Nana dikutip dari ANTARA.
Fokus ke Pelabuhan Tanjung Emas
Di lain pihak, Duta Besar UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem mengaku senang dan terhormat bisa bertemu langsung dengan Pj. Gubernur Jateng. Ia menegaskan pada kunjungan tersebut pihaknya berfokus untuk membahas peluang kerja sama pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas. Sebelumnya Abdulla mengaku sudah melihat sendiri kondisi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
“Rencananya untuk perluasan dan modernisasi pelabuhan. UEA sudah melihat peluang ini sejak lama. Setelah ini akan kami evaluasi dan memberikan rekomendasi agar benar-benar bergerak maju bersama Pemprov Jateng,” kata Abdulla.
Sejarah Pelabuhan Tanjung Emas
Dikutip dari Wikipedia, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dibangun pada abad ke-19 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pelabuhan ini dibangun untuk mengakomodir pengiriman gula dan berbagai produk pertanian lain yang berasal dari pedalaman Jawa Tengah, menggantikan pelabuhan pra-kolonial yang terus mengalami pendangkalan.
Pelabuhan Tanjung Emas merupakan salah satu pelabuhan penting di Pulau Jawa. Pada tahun 1910, tercatat ada 985 kapal uap dan 38 kapal layar yang berlabuh di Semarang. Kapal-kapal itu berasal dari berbagai negara seperti Inggris, Belanda, Hindia Belanda, Jerman, Denmark, Jepang, Australia, Swedia, Norwegia, dan Prancis.
Seiring berjalannya waktu, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang terus dikembangkan agar mampu menampung kapal berukuran besar. Sejak tahun 1970, arus kapal dan barang yang melalui pelabuhan ini terus meningkat setiap tahunnya.