Mendag Sesumbar Indonesia Bisa Jadi Susul Korea Selatan Jadi Negara Maju
Jalan Indonesia menjadi negara maju hanya tinggal menunggu waktu.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan optimistis Indonesia akan segera mencapai target sebagai negara kelas menengah atas dalam waktu dekat.
Keyakinan itu turut dipupuk oleh validitas dari sejumlah negara sahabat, bahwa jalan Indonesia menjadi negara maju hanya tinggal menunggu waktu.
- Jelang Muktamar, Kiai-Kiai Cirebon Serukan NU dan PKB Berdamai Demi Bangsa Indonesia
- Kisah Yadi Karung yang Gemar Bersepeda Jarak Jauh di Usia Senja, Ingin Nikmati Indahnya Indonesia
- Curhat Perempuan Indonesia Kaget sama Kelakuan Mertua Asal Jepang, Bersikap Tak Terduga ke Cucu
- Kaesang Tak Ambil Pusing Anak Muda Bekerja di Luar Negeri: Tapi Sebagian Gajinya Bawa ke Indonesia
"Nah saya mengharapkan betul, semua negara yang saya kunjungi, negara-negara sahabat, baik barat maupun timur, mengatakan Indonesia (jadi negara maju) itu soal waktu," ujar Mendag saat bersilaturahmi dengan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (24/9).
"Sebentar lagi akan menyamai Korea Selatan, ngejar Tiongkok dan lain-lain. Kita punya semua persyaratan untuk jadi negara maju itu. Asal kita mau," dia menegaskan.
Persiapan Indonesia diklaim lebih baik dibanding China
Mendag mengatakan, Indonesia sebenarnya telah menyiapkan bekal untuk masuk ke kelompok negara menengah atas lebih awal dibanding China.
"Ingat lho, tahun 1984 saya sudah ke Tiongkok. Kita lebih unggul, kita sudah punya Palapa, kita sudah punya Batan, kita sudah punya IPTN, kita sudah punya bikin pesawat terbang, kita sudah punya PAL bikin kapal, sudah bisa gitu," bebernya.
"Kita punya apalagi yang di Bandung itu, Pindad. Kita sudah bisa bikin senjata gitu. Kita bisa bikin nuklir pada waktu itu ya. Negara kita maju juga tapi negara lain lebih cepat," kata Mendag.
Menurut dia, kolaborasi jadi kunci utama guna menjemput asa menjadikan Indonesia negara maju. Itu dibuktikan oleh tiga sosok pemimpin tertinggi negeri yang saling bergandengan tangan, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
"Oleh karena itu memang paling penting menurut saya itu persatuan. Seperti kemarin Pak SBY silaturahim ke Pak Prabowo, kan indah kan? Pak SBY ketemu Pak Jokowi, saya kira itu juga indah. Karena kita ini kan satu tim," pungkas Mendag.