Mendagri Tito Semeringah Sekarang Banyak Warga Hobi Habiskan Uang di Restoran dan Salon, Ini Alasannya
Di bulan Juni 2024, banyak masyarakat hobi mengeluarkan uang untuk berbelanja di restoran hingga pergi ke salon.
Di bulan Juni 2024, banyak masyarakat hobi mengeluarkan uang untuk berbelanja di restoran hingga pergi ke salon.
- Bisnisnya Hancur Dilahap Api, Perempuan Ini Bangkit Meski Terjerat Utang
- Usai Ketemu Rekan Bisnis di Cafe, Tiba-tiba Mobil Ucok Baba Hilang Sampai Ngamuk-ngamuk di Parkiran 'Wah Gak Beres Nih Telepon Polisi'
- Pengusaha Spa Terapis Gugat Pajak Hiburan 75 Persen, Mendagri Tito: MK Nanti akan Hadapi
- Duit Kurang, 2 Warga Asing di Bali Malah Ngamuk di Salon
Mendagri Tito Semeringah Sekarang Banyak Warga Hobi Habiskan Uang di Restoran dan Salon, Ini Alasannya
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti tingkat inflasi Juni 2024 yang agak berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Dalam hal ini, ia melihat Makanan, Minuman dan Tembakau yang biasa jadi penyumbang utama inflasi, justru pada bulan lalu mengalami deflasi hingga -0,49 persen.
Tito mengklaim itu sebagai kunci kesuksesan membendung lonjakan inflasi. Sebaliknya, Tito justru senang dengan catatan inflasi Juni 2024, yang menunjukan banyak masyarakat hobi mengeluarkan uang untuk berbelanja di restoran hingga pergi ke salon.
"Yang merah (inflasi tertinggi) itu adalah penyediaan makanan dan minuman restoran. Artinya orang banyak ke restoran, ini pertanda bagus karena masyarakat punya uang untuk belanja di restoran," ujar Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (15/7).
"Kedua adalah biaya perawatan pribadi dan jasa lainnya. Perawatan pribadi, ini ke salon segala macam. Artinya masyarakat kita secara umum relatif tidak terlalu kesulitan masalah pangan, justru uangnya dipakai untuk ke restoran dan perawatan pribadi," ungkapnya.
Merujuk catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Tito mengapresiasi capaian inflasi bulan lalu yang membaik dibanding Mei 2024, baik secara tahunan (year on year/YoY) maupun bulanan (month to month/MtM).
"Inflasi kita terjaga di angka yang sangat baik, bahkan menurun dibanding bukan yang lalu. Year on year kita bulan lalu 2,84 persen. Sekarang terjaga di angka 2,51 persen. Month to month terjadi deflasi atau penurunan, -0,08 persen," paparnya.
Adapun BPS mencatat terjadinya deflasi 0,08 persen secara bulanan atau month to month (MtM) pada Juni 2024. Ini menjadi yang kedua setelah pada Mei 2024 juga terjadi deflasi sebesar 0,03 persen.
"Kita lihat pada terjadi deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,37 pada Mei 2024 menjadi 106,28 pada Juni 2024," kata Plt Sekretaris Utama BPS Imam Machdi beberapa waktu lalu.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 2,51 persen pada Juni 2024 secara tahunan. Sedangkan, inflasi tahun kalender (Juni 2024 terhadap Desember 2023) mencapai 1,07 persen.
Dia menyebut, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,49 persen. Adapun, andil andil terhadap deflasi sebesar 0,14 persen.
"Deflasi bulan Juni 2024 ini lebih dalam dibandingkan Mei 2024 dan merupakan deflasi kedua pada tahun 2024," tegasnya.
Adapun, komoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen. Disusul, tomat dengan andil deflasi sebesar 0,07 persen serta daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,05 persen.
Di sisi lain, terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain cabai rawit dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.
Kemudian emas perhiasan, kentang, ketimun, sigaret kretek mesin, tarif angkutan udara, ikan segar, dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing-masing 0,01 persen.