Mengenal Istilah Cut Loss, Strategi Hindari Rugi Besar dalam Investasi Saham
Dalam trading saham, tidak akan selamanya berjalan mulus sesuai rencana. Ada saja kemungkinan terburuk, rencana trading Anda meleset. Misalnya, harga saham yang dibeli tidak bergerak sesuai harapan dan malah semakin turun. Dalam kondisi ini, Anda dapat melakukan cut loss.
Dalam trading saham, tidak akan selamanya berjalan mulus sesuai rencana. Ada saja kemungkinan terburuk, rencana trading Anda meleset. Misalnya, harga saham yang dibeli tidak bergerak sesuai harapan dan malah semakin turun. Dalam kondisi ini, Anda dapat melakukan cut loss.
Cut loss adalah strategi untuk menghindari kerugian lebih besar. Umumnya, cut loss diambil ketika harga saham terus merosot maupun dalam kondisi saham nyangkut. Cut loss, terdiri dari dua kata, yakni “cut” yang artinya memotong dan “loss” berarti kerugian. Jadi, cut loss adalah memotong kerugian.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Apa yang Indah Permatasari beli di pasar? Selain membeli ikan dan ayam, ia juga membeli berbagai jenis sayuran dan bahan makanan lainnya.
Mengutip laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cut loss artinya upaya untuk menghindari kerugian lebih besar dengan cara menjual saham di harga yang lebih rendah dari harga beli.
Kalau dilihat sebenarnya posisi Anda tetap rugi walaupun tidak parah karena segera mengambil langkah cut loss. Bayangkan jika Anda membiarkan kondisi penurunan harga saham dan tidak menetapkan cut loss, modal kamu bakal ludes.
Lantas Kapan Waktu Tepat untuk Cut Loss?
Strategi cut loss saham sangat dianjurkan untuk trader dan investor guna menjaga modal yang dimiliki dan tidak terjebak pada posisi merugikan. Bagi trader saham, cut loss bisa dilakukan ketika harga saham yang Anda pegang turun terus.
Agar cut loss saham berhasil, trader harus mengetahui arah pergerakan saham tersebut. Apakah akan naik, turun, atau bergerak landau dalam kurun waktu tertentu sesuai jangka waktu trading.
Sedangkan bagi investor, cut loss dapat dijalankan bila terjadi perubahan kinerja fundamental perusahaan. Misalnya ketika ada berita buruk terkait perusahaan yang sahamnya kamu pegang atau jika Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) mengalami koreksi atau penurunan, bahkan terjun bebas.
Cut loss dalam saham juga dilakukan apabila Anda terjebak di saham nyangkut. Saham nyangkut adalah kondisi di mana sudah terlanjur membeli atau mengoleksi saham di harga yang lebih tinggi dari kondisi saat ini.
Batas Ideal Cut Loss Berapa Persen?
Banyak yang bertanya, berapa batas ideal cut loss saham? Untuk menjawabnya, tidak ada besaran pasti. Dalam menetapkan besaran cut loss dalam saham disesuaikan profil risiko masing-masing investor atau trader. Tergantung seberapa kuat menanggung kerugian.
Menurut Analis Ekuitas PT NH Korindo, Ajeng Kartika, untuk tipe trader atau investor yang nyalinya besar, bisa saja menetapkan batas kerugian 15 persen sampai 20 persen. Sementara untuk tipe sebaliknya, yang cari aman atau konservatif, paling banter titik cut loss-nya 3 persen sampai 5 persen.
Cut loss dapat diambil ketika rugi sudah melampaui batas yang Anda tetapkan. Selain itu, strategi yang tepat ketika harga saham turun drastis maupun melakukan kesalahan saat membeli saham karena tanpa proses analisis.
Cara Menentukan Cut Loss yang Baik dan Benar
1. Berdasarkan titik support
Menentukan cut loss dalam saham harus dimulai dengan menentukan titik support cut loss. Kemudian tinggal jual saham atau melakukan cut loss jika harga saham turun lebih rendah lagi di bawah titik support. Tetapi, bila harga saham masih berada di atas titik support yang kamu tetapkan, sebaiknya lakukan hold.
2. Berdasarkan harga beli
Menentukan cut loss saham juga bisa dari harga beli. Yakni, dengan menetapkan terlebih dahulu batas cut loss yang sanggup Anda tanggung sebelum trading.
Contoh cut loss berdasarkan harga beli, Anda mematok angka 3 persen sebagai batas cut loss dari harga beli saham. Begitu, harga saham turun mencapai 3 persen, Anda dapat langsung menjual saham tersebut tanpa pikir-pikir lagi.
Dengan cara ini, Anda telah menentukan batasan kerugian yang terjadi akibat penurunan harga saham. Sehingga tidak mengalami rugi terlalu besar lebih dari batasan tersebut. Maka dari itu, penting menetapkan cut loss ketika membuat trading plan saham.
3. Berdasarkan rekomendasi analis
Ada yang beranggapan bahwa menentukan cut loss berdasarkan contoh di atas kurang efektif. Alasannya, karena tidak mempertimbangkan prospek pergerakan harga saham ke depan.
Selain dari titik support dan harga beli, menentukan cut loss juga bisa dengan cara melihat rekomendasi saham harian dari analis saham yang dikirim oleh perusahaan sekuritas kepada nasabah atau dapat kamu lihat di website sekuritas.
Rekomendasi cut loss ini biasanya dituliskan dengan kata cut loss if atau stop loss. Cut loss dan stop loss pada dasarnya sama, berguna untuk mencegah kerugian saham. Bedanya, cut loss dilakukan secara manual. Sedangkan stop loss dilakukan melalui aplikasi trading saham.
Contoh cut loss berdasarkan rekomendasi saham harian, yakni stop loss below 1.160. Artinya, ambil langkah cut loss atau stop loss di bawah harga saham Rp1.160.
Cara menentukan cut loss dari rekomendasi saham harian dinilai lebih fleksibel karena mengikuti pergerakan naik dan turunnya harga saham tanpa menetapkan terlebih dahulu. Apalagi langsung dari analisis teknikal ahlinya saham.
(mdk/bim)