Mengenal Mulyono, Driver Go-Jek Pertama di Indonesia
Pria berusia 52 tahun ini bercerita bahwa awalnya dia berprofesi sebagai ojek pangkalan (opang) bersama 14 orang rekan sesama opang. Kemudian dengan info yang didapat dari seorang teman, dia nekat mendaftar sebagai driver Go-Jek pada tahun 2010.
Jumlah pengemudi (driver) ojek online kian hari makin bertambah. Saat ini, jumlahnya diperkirakan sudah mencapai jutaan orang. Lalu siapakah yang menjadi driver pertama di Indonesia ?
Adalah Pak Mulyono, driver Go-Jek dengan nomor registrasi 0001 alias orang yang tercatat pertama kali sebagai driver online.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Mengapa Gojek dianggap sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
-
Kenapa busi G-Power cocok untuk dipakai untuk ojek online dan pembalap? Dalam keterangan resminya, NGK mengklaim bahwa G-Power tidak hanya dapat meningkatkan performa, tetapi juga cocok untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
-
Kenapa Gojek menyediakan layanan motor listrik? Program bergabung sebagai mitra pengemudi Gojek, GoRide Electric bertujuan mendukung penggunaan motor ramah lingkungan. Selain itu, juga memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Pria berusia 52 tahun ini bercerita bahwa awalnya dia berprofesi sebagai ojek pangkalan (opang) bersama 14 orang rekan sesama opang. Kemudian dengan info yang didapat dari seorang teman, dia nekat mendaftar sebagai driver Go-Jek pada tahun 2010.
"Waktu itu Pak Nadiem (founder Gojek) pun masih kuliah. Jadi saya dapat info dari teman kalau mau masuk Go-Jek datang ke Pasar Mayestik. Saya tanya-tanya, saya cari info apa itu Go-Jek. Saya langsung gabung," kata Mulyono saat ditemui dalam acara safety riding di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1).
Tak butuh waktu lama. Seminggu kemudian Mulyono mendapat panggilan dan mengobrol langsung dengan Nadiem. "Ditanya benar gak mau gabung Go-Jek. Ajak teman-teman yang lain," ujarnya.
Mulyono kemudian mengajak rekan-rekannya di pangkalan. Namun hanya dua orang yang ikut bergabung dengannya. "Saya ini driver pertama jadi (nomor registrasiny) 0001. Saya sendiripun tidak tahu," ungkapnya.
Dia menambahka, saat itu seragam Go-Jek belum hijau seperti sekarang. Yakni seragam berwarna abu-abu. Cara memesannya pun belum segampang sekarang.
"Awal gabung Go-Jek itu kan belum pakai aplikasi tapi by phone. Jadi kita ditelfon oleh call center ditawarkan orderan mau ambil atau enggak. Kalau ambil, nanti dikirim SMS berisi alamatnya," ungkapnya.
Perjuangan Mulyono baru dimulai. Di masa awal kehadiran ojek online kerap kali mendapat intimidasi dari opang. Di beberapa lokasi dia pernah dihadang oleh para opang.
"Saya pernah ditipu, pernah dikalungin golok. Tapi saya pasrah kalau bapak mau habisin saya, saya mencari nafkah saya tidak mengganggu. Di Cikarang juga pernah diuber-uber opang," kenangnya.
Namun saat ini intimidasi seperti itu sudah tidak pernah terjadi lagi. Sebab profesi sebagai ojek online sudah dikenal dan diterima masyarakat luas.
Semenjak menjadi driver ojek online, kehidupan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik. Rata-rata dia mampu mengantongi penghasilan Rp 6.000.000 hingga Rp 7.000.000 setiap bulannya.
"Kalau saya bicara ekonomi terus terang dari pada saya ngopang saya lebih bagus gabung di Go-Jek, sangat menunjang. Apalagi dulu saat lagi booming. Masa jayanya 2 tahun," ujarnya.
Selain itu, Mulyono mengungkapkan beberapa kelebihan menekuni profesi sebagai ojek online. Yaitu waktu kerja yang fleksibel. "Kita mau istirahat atau ngebid kapanpun terserah kita. Jadi fleksibel," ujarnya.
Sebagai bentuk rasa syukurnya, Mulyono bahkan menamai anak bungsunya yang kini berusia dua tahun Nadiem Saputra. "Nadiem Saputra karena saya terobsesi dengan Pak Nadiem yang punya pemikiran cemerlang," tuturnya.
Mulyono pun memiliki harapan agar para pengemudi driver online bisa semakin mendapat perlindungan saat bekerja dengan regulasi yang jelas. Baik dari pihak perusahaan maupun pemerintah.
"Juga semakin memperhatikan mitra-mitranya, tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam hal segi apapun baik penghasilan, keamanan dan sebagainya," tutupnya.
Baca juga:
Menhub Budi Berkendara Sepeda Motor 7 Km bersama Ojek Online
Go-Jek Mulai Mengaspal di Seluruh Wilayah Singapura
Begini Proses Dedi Menang Mini Cooper dari Bukalapak saat Harbolnas
Dapat Mini Cooper dari Bukalapak di Harbolnas, Dedi Heriyadi Bakal Tetap Ngojek
Dedi Kena Semprot Istri Karena Buat Status Menang Mini Cooper di Facebook
Dapat Mini Cooper Seharga Rp12.000, Dedi Ingin Ajak Istri dan Anak Jalan-jalan