Menhub Budi: Cuaca beberapa hari mendatang berbahaya untuk pelayaran
"Cuaca saat ini dan dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan berbahaya untuk pelayaran sehingga diminta seluruh nelayan dan operator pelayaran agar memperhatikan peringatan dini soal cuaca."
Kementerian Perhubungan dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memperingatkan kepada nelayan dan operator pelayaran kemungkinan besar akan terjadi cuaca buruk di transportasi laut sehingga membahayakan kapal dan penumpang.
"Cuaca saat ini dan dalam beberapa hari mendatang diperkirakan akan berbahaya untuk pelayaran sehingga diminta seluruh nelayan dan operator pelayaran agar memperhatikan peringatan dini soal cuaca," kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat jumpa pers bersama Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengenai prakiraan cuaca dalam beberapa hari ke depan di sejumlah wilayah Indonesia.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana Kementan membantu daerah kering parah? Berikutnya, kata Mentan, pemerintah juga terus melakukan intervensi terhadap zona merah atau wilayah kering parah agar segera memompa sumber air yang masih tersedia. Pemda juga diharapkan segera menggulirkan Brigade Alsintan dalam mempercepat produksi melalui skema pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Kenapa Kementerian ATR/BPN menyerahkan sertipikat aset BUMN dan Pemda di Kalimantan Timur? Menteri ATR/BPN telah menyelamatkan aset-aset negara melalui program sertifikasi tanah aset Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto menyerahkan sejumlah sertipikat aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam hal ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero), dan sertipikat aset Pemerintah Daerah (Pemda) di wilayah Kalimantan Timur. Penyerahan tersebut berlangsung di Hotel Mercure Samarinda, pada Kamis (3/8/2023). Adapun sertipikat aset BUMN yang diserahkan, yaitu 24 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara; 3 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Barat; dan 38 sertipikat bagi PLN wilayah Kalimantan Selatan. Sementara itu, sertipikat aset Pemda yang diserahkan antara lain 7 sertipikat bagi Pemerintah Kota Balikpapan; 3 sertipikat bagi Pemerintah Kota Samarinda; dan 2 sertipikat bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dikatakan Menhub, kecelakaan kapal selama ini antara lain banyak yang disebabkan oleh faktor cuaca yang ekstrem dan seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh nelayan dan bahkan sering diabaikan oleh operator pelayaran. Apalagi untuk pelayaran rakyat seperti nelayan misalnya, Menhub Budi menekankan agar serius memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut untuk menangkap ikan karena bisa membahayakan diri sendiri dan awaknya.
"Memang konsekuensinya tidak bisa melaut dan tidak mendapatkan ikan karena cuaca buruk," kata Menhub.
Khusus untuk pelayaran pengangkut penumpang, katanya, Kemenhub selalu memberi penekanan mengenai pentingnya keselamatan sebagai hal yang mutlak dan harus menjadi perhatian oleh nakhoda serta syahbandar.
Menhub mengakui saat ini faktor keselamatan memang masih belum menjadi prioritas oleh masyarakat dan pemangku kepentingan pelayaran, sehingga kecelakaan di perairan masih banyak terjadi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, dari hasil pemantauan BMKG cuaca ekstrem di perairan terjadi pada 22-28 Juni 2018 yang ditandai dengan tingginya gelombang laut dan kencangnya angin. "Puncak cuaca buruk di perairan diperkirakan akan terjadi pasda 24-25 Juni 2018. Pada dua hari itu diharapkan semua pihak pelayaran baik kapal besar maupun nelayan agar waspada," kata dia.
BMKG untuk memantau cuaca di seluruh daerah di Indonesia telah menyiapkan setidaknya 40 radar yang tersebar di sejumlah daerah serta satelit yang selanjutnya kondisi cuaca bisa terdeteksi dalam beberapa hari ke depan.
Dari hasil pemantauan BMKG wilayah yang akan berpeluang mengalami gelombang tinggi yaitu mulai 22 Juli-26 Juli 2018 di Arafuru dan perairan Jayapura dengan ketinggian 2,5 meter dan dapat mencapai empat meter atau kategori berbahaya.
Juga di perairan Sabang, perairan Utara dan Barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, barat Bengkulu hingga Kepulauan Enggano, perairan Barat Lampung, selat Sunda bagian selatan Jawa hingga Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Pulau Rote.
Pada 24 hingga 26 Juli berpeluang terjadi peningkatan gelombang lebih tinggi lagi sampai enam meter atau sangat berbahaya di perairan Barat Aceh, perairan Barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera hingga perairan selatan Jawa hingga Sumba, Selat Bali, Selat Lombok Selat Alas bagian selatan, Samudera Hindia bagian selatan, Jawa hingga NTB.
"Sekali lagi kami minta agar nelayan dan operator pelayaran mewaspadai kondisi cuaca ekstrem," kata Dwikorita.
Baca juga:
Gelaran IMF-Bank Dunia jadi kesempatan tarik investor asing bangun LRT
Buka Rakernas Maska, Menhub Budi jelaskan pentingnya angkutan massal
Berencana demo saat Asian Games, ojek online diminta junjung nasionalisme
Pemerintah berencana perluas terminal kargo Bandara Soekarno-Hatta
Ini penyebab mahalnya harga Avtur di Indonesia versi ESDM
Menhub Budi: Serapan anggaran kita rendah karena butuh proses dan tender