Menko Airlangga: 2021 Penuh Peluang dan Tantangan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, masih ada peluang dan tantangan dalam pemulihan ekonomi nasional di 2021. Hal itu didasari oleh sinyal pemulihan yang sudah terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, masih ada peluang dan tantangan dalam pemulihan ekonomi nasional di 2021. Hal itu didasari oleh sinyal pemulihan yang sudah terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia.
"Di sisi ekonomi saya yakin bahwa di tahun 2021 tahun penuh peluang dan tantangan, tahun pemulihan ekonomi nasional," kata dia dalam acara diskusi Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, di Jakarta, Kamis (17/12).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Dia mengatakan, perekonomian Indonesia ini telah melewati titik terendah di kuartal III dan terkontraksi minus 3,49 persen. Pertumbuhan tersebut lebih baik dari negara-negara lain seperti Jerman, Singapura Filipina, dan Meksiko yang terkontraksi lebih dari 4 persen.
Sementara, dari sisi eksternal surplus neraca perdagangan dan surplus transaksi berjalan di November 2020 mencerminkan ketahanan sektor masih kuat dan optimis terhadap prospek perekonomian nasional. Adapun kata dia, indikasi perekonomian nasional juga berasal dari sektor keuangan yang ditandai sentimen pasar membaik.
"Dan kita lihat IHSG tembus diatas 6.000 dan rupiah kembali di Rp14.100. Keduanya kembali pada kondisi sebelum terjadinya Covid-19 atau hingga pemerintah melihat ini adalah recovery yang cukup positif di capital market," kata dia.
Pemerintah terus menjaga keseimbangan antara penanganan pandemi covid dan pemulihan ekonomi untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sedangkan dari segi kesehatan pemerintah terus berupaya untuk pengadaan vaksin.
"Sehingga tentu ini bisa meningkatkan kepercayaan publik sehingga publik bisa melakukan spending kembali ataupun meningkatkan perekonomian nasional," sebutnya.
Seperti diketahui, pemerintah menyiapkan dana di tahun 2020 sebesar Rp 695,2 triluun untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi. Sementara di 2021 pemerintah juga terus melakukan dorongan dari segi anggaran sebesar Rp372 triliun untuk percepatan program yang mendukung penciptaan lapangan kerja.
Strategi lain adalah Undang-Undang Cipta Kerja untuk mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan kemudahan pembukaan usaha baru dan pemulihan dunia usaha. "Dan timing ini sangat tepat dan penciptaan lapangan kerja akan membantu mengurangi dampak negatif terhadap ancaman tenaga kerja," jelas dia.
(mdk/azz)