Menko Airlangga: Pengembangan Ekonomi Digital Harus Targetkan Pasar Global
Nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD 44 miliar yang berarti tumbuh 11 persen dari tahun 2019 dan berkontribusi sebesar 9,5 persen terhadap PDB Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto berharap pelaku usaha, ilmuwan, peneliti dan seluruh stakeholder pengembangan digital mampu memanfaatkan peluang digitalisasi dan menargetkan pasar global.
"Tidak hanya menjadi target pasar asing tetapi juga menjadi pemain yang diperhitungkan di tingkat global," kata Menko Airlangga dalam AI Innovation Summit 2021 secara virtual, Rabu (10/11).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Menko Airlangga menanggapi pentingnya pengembangan talenta digital di Indonesia? Menko Airlangga juga menjelaskan digital talent menjadi perhatian Pemerintah Indonesia Dorong adanya Co-working space
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi multistakeholders untuk meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan? Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital tersebut juga akan mendorong peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Tercatat, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada tahun 2022 telah mencapai USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
Airlangga menyampaikan, studi dari Google, Temasek, dan Bain & Co. menyatakan 41,9 persen dari total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD 44 miliar yang berarti tumbuh 11 persen dari tahun 2019 dan berkontribusi sebesar 9,5 persen terhadap PDB Indonesia. Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 24 miliar pada 2025.
"Ekonomi digital adalah kekuatan ekonomi baru dan Indonesia harus mengembangkan Artificial Intelligence (AI). AI merupakan ‘emas baru’ yang diharapkan mampu mensinergikan berbagai situasi dan berbagai stakeholder di dalam kerja sama kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan para stakeholder lainnya," ujarnya.
Airlangga menjelaskan, Indonesia dengan total penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta atau 70,7 persen dan sebagian besarnya merupakan Generasi Z dan Generasi Milenial, menjadi salah satu faktor besarnya peluang ekonomi digital Indonesia.
Dari sisi digital user, jumlah pengguna ponsel Indonesia mencapai 345,3 juta dengan penetrasi internet sebesar 73,7 persen dan trafik internet yang mengalami peningkatan 20 persen di sepanjang tahun 2020. Sektor edutech juga tampil mengisi lanskap ekonomi digital Indonesia dan memiliki pengguna aktif yang tumbuh signifikan mencapai 200 persen pada tahun 2020. Peningkatan pengguna aktif juga terjadi pada sektor healthtech.
Peta Jalan Digital
Airlangga menyampaikan pemerintah telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 yang diharapkan bisa mempercepat dan meningkatkan pemanfaatan serta pengembangan teknologi digital.
Sehingga pada 2024 akan terjadi penambahan pertumbuhan PDB sebesar 1 persen dan digitalisasi UMKM bisa mencapai 50 persen. Selain juga penciptaan 2,5 juta lapangan kerja baru dan melatih 600 ribu talenta digital baru setiap tahun.
"Berbagai tantangan dalam optimalisasi ekonomi digital dan AI harus diselesaikan, termasuk infrastruktur, SDM, literasi digital, regulasi yang harus menyesuaikan, dan iklim usaha yang lebih kondusif," katanya.