Menkop Teten Ingin Jadikan Masjid Pusat Pemberdayaan Ekonomi dan Sosial
KemenkopUKM dan BPMI akan memanfaatkan pelataran Masjid Istiqlal yang luasnya sekitar 12 hektare. Intinya, MoU itu menggagas masjid sebagai sentra pemberdayaan ekonomi umat.
Kementerian Koperasi dan UKM melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM dengan konsep pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid, di Jakarta, Kamis (25/3).
"Kita akan kembangkan role model masjid sebagai sebagai pusat pemberdayaan sosial dan ekonomi, bukan hanya sebagai tempat ibadah," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU).
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Dimana pertemuan antara Sido Muncul dan Kemenkop UKM berlangsung? Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi pabrik PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, TBK di Bergas, Kabupaten Semarang pada Selasa (8/8/2023).
KemenkopUKM dan BPMI akan memanfaatkan pelataran Masjid Istiqlal yang luasnya sekitar 12 hektare. Intinya, MoU itu menggagas masjid sebagai sentra pemberdayaan ekonomi umat. "Kita yang akan melakukan kurasi produk-produk UMKM dari para tenant di sana," ujarnya.
Diharapkan nantinya, Role Model Masjid Istiqlal tersebut akan dikerjasamakan dengan masjid-masjid lainnya dengan melakukan pengembangan usaha milik jemaah. "Bahkan, langkah pemberdayaan ekonomi umat di masjid seperti ini juga bisa dan akan diterapkan di rumah-rumah ibadah agama yang lainnya," kata Teten.
Menurutnya, ini menjadi langkah awal kerja sama dalam mendorong pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia dengan memaksimalkan potensi ekonomi masyarakat yang berbasis rumah ibadah.
Dalam kesempatan yang sama, Imam Besar Masjid Istiqlal selaku Ketua Harian BPMI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar menekankan MoU akan lebih diarahkan kepada pemberdayaan ekonomi para jemaah masjid.
"Di dalamnya mencakup pemberdayaan usaha milik para jemaah yang tentunya masih membutuhkan banyak bimbingan dan pendampingan," kata K.H. Nasaruddin.
K.H. Nasaruddin menjelaskan, masjid itu memiliki 27 fungsi, yang satu di antaranya adalah sebagai pusat pendidikan dan keterampilan. "Dulu di zaman Rasulullah SAW, pernah melakukan ekspor kerajinan dari kayu yang berasal dari masjid," ujar K.H. Nasaruddin.
Wadah Kontrol Sosial
Adapun kata Nasaruddin, selain menjadi tempat ibadah, masjid juga berfungsi sebagai wadah kontrol sosial. Bahkan, masjid berkewajiban mengetahui kondisi lingkungan sekitarnya, terutama yang berkaitan dengan urusan sumber penghidupan jemaah (ekonomi).
"Semua rumah ibadah, tidak hanya masjid, harus dijadikan sebagai satu kekuatan ekonomi yang ada di tengah masyarakat," tandas K.H. Nasaruddin.
Ke depan, Nasaruddin menginginkan masjid sebagai pusat pengembangan ekonomi mikro di seluruh Indonesia. "Semua kebutuhan pokok kita bisa dipenuhi dari masjid. Ada sekitar 800 ribu masjid dan 200 ribu musala, yang kalau disinergikan akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat," pungkas K.H. Nasaruddin.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)