Menperin: Meski pakai BBM subsidi, mobil murah lebih irit
Selain itu, lanjut Hidayat, produksi mobil murah atau LCGC ini juga tidak begitu banyak.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengaku sudah mendapat surat dari Kementerian Keuangan mengenai mobil murah. Kementerian Keuangan mempertanyakan kebijakan mobil murah yang masih memakai BBM subsidi.
Menurut Hidayat, pihaknya akan mengevaluasi surat dari Kemenkeu tersebut selama satu minggu ini. Walaupun demikian, menurut Hidayat, konsumsi BBM mobil murah jauh lebih irit dan hemat.
"Ini sedang dievaluasi sekarang. Dia (mobil murah) dengan sistem teknologinya melakukan penghematan. Dari 12 km per liter menjadi 20 km per liter," ucap Hidayat di Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/3).
Selain itu, lanjutnya, produksi mobil murah atau LCGC ini juga tidak begitu banyak. Produksi mobil murah hanya 10 persen dari produksi mobil nasional yang mencapai 1,2 juta unit. Dia juga meyakinkan mobil murah mengurangi impor.
"Pastilah (mengurangi impor) tapi masih evaluasi. Kita lagi seminggu ini sedang mengevaluasi. Kamu next week ketemu saya nanti saya jelasin lebih lengkap, harus di sampaikan ke Menkeu dulu," tutupnya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Kementerian Perindustrian untuk mengeluarkan peraturan menteri melarang penggunaan BBM subsidi bagi mobil murah.
Tujuan dari kehadiran mobil murah ini salah satunya adalah menekan konsumsi BBM subsidi yang selama ini kerap membengkak. Pembengkakan konsumsi BBM subsidi tentunya memberatkan anggaran negara.