Menteri ESDM di era Jokowi-JK harus profesional dan tahu politik
"Menteri ESDM harus bersih betul, dan berani. Kita harus optimis banyak orang bersih," kata Bambang Sudibyo.
Presiden dan wapres terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla didesak berantas mafia minyak dan gas di pemerintahannya nanti. Pemilihan sosok menteri ESDM harus diseleksi ketat mengingat tantangan yang besar dalam mengurus sektor ini.
Guru Besar Universitas Mada (UGM) Bambang Sudibyo, Jokowi-JK diharapkan memilih menteri ESDM jauh dari berbagai kasus. Orang yang mengisi kementerian harus profesional dan paham politik tapi bukan sosok dari partai.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
"Menteri ESDM harus bersih betul, dan berani. Kita harus optimis banyak orang bersih. Itu sebaiknya profesional yang tahu politik. Terlebih menteri itu jabatan politik," kata Bambang di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Jumat (10/10).
Dia meminta, kepemimpinan Jokowi-JK juga harus berani. Dia mencontohkan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang gagal matikan anak usaha Pertamina, Petral karena tidak dapat dukungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Dulu kan Pak Dahlan mau tutup Petral, Tapi (tidak jadi), mungkin kurang dukungan bosnya," jelasnya
Jokowi-JK, kata dia, harus memperkuat sektor keamanan guna memberantas mafia migas. Caranya, dengan memperluas kewenangan KPK, memilih Jaksa Agung yang kredibel buat bersihkan kejaksaan. Dan pilih Kapolri yang tidak punya rekening gendut.
(mdk/arr)