Menteri Perindustrian Ingin Masyarakat Indonesia Banyak yang Punya Mobil
Rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk.
Rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk.
- Mobil Listrik Perdana Hasil Kerja Sama MITI dan Perodua Segera Terwujud di Malaysia
- Sudah DIsubsidi, Minat Masyarakat Indonesia Beli Sepeda Motor dan Mobil Listrik Masih Rendah
- Kredit Motor dan Mobil Orang Indonesia Naik Jadi Rp400 Triliun di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan Bermotor
- Kemenperin Catat 74.000 Motor dan Mobil Listrik Mengaspal di Indonesia
Menteri Perindustrian Ingin Masyarakat Indonesia Banyak yang Punya Mobil
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, untuk bertemu dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Ken Saito. Dalam pertemuan itu, setidaknya ada beberapa hal yang ditekankan Agus saat bertemu Saito.
Salah satunya, Agus menginginkan agar Jepang bisa memproduksi lebih banyak mobil untuk mengakomodir kepemilikan mobil bagi masyarakat Indonesia.
Dia memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan otomotif Jepang yang hingga saat ini terus melakukan kegiatannya dengan baik dan positif, termasuk dalam melakukan pendalam struktur dengan melibatkan IKM dalam ekosistem produksi otomotif di Indonesia.
Melihat kondisi yang positif tersebut, Agus mendorong peningkatan kerja sama untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, Dia juga memaparkan peluang besar kepada industri otomotif Jepang untuk berpartisipasi mengisi gap consumption per capita untuk produk otomotif.
“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu tidak terlalu lama bisa didorong untuk mencapai 150/1000. Karenanya, saya mengharapkan produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut,” ujar Agus dilansir Liputan6.com.
Agus juga menyinggung komitmen Indonesia dalam hal transisi energi. Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida telah membahas proyek prioritas di bidang transisi energi dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC) pada Desember 2023 lalu di Jepang.
Menperin mencatat adanya perkembangan terkait implementasinya dan menyambut baik langkah-langkah yang telah ditempuh.
Selain itu, Agus juga mendorong penyelesaian perundingan substantif Protokol Perubahan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Saat ini, dalam kerangka IJEPA, kedua negara sudah menyelesaikan perundingan substantif Protokol Perubahan IJEPA.
Menurutnya, IJEPA sangat penting dan strategis bagi kedua negara, termasuk dalam hal ini program kerja sama New MIDEC (Manufacturing Industry Development Center). Karenanya, Menperin mengharapkan dukungan METI Jepang untuk mendorong implementasi IJEPA dan juga pelaksaan kegiatan New MIDEC ke depannya.
Kepada Saito, Agus juga membahas kerja sama di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatkan jumlah SDM kompeten di bidang industri, dia memaparkan rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia-Jepang, sehingga SDM industri asal Indonesia bisa mendapat pelatihan tertentu di Jepang, sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.
“Ketika kembali dari Jepang, mereka juga bisa membantu perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia maupun membangun startup yang bisa mendukung ekosistem pengembangan perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia,” ucap Agus.
Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyambut baik gagasan-gagasan yang disampaikan Menperin dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Ia menjelaskan, METI menaruh perhatian besar dengan menyediakan sejumlah anggaran untuk mendorong kerja sama dengan daerah global south secara keseluruhan.
Mengenai kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, pihaknya mengakui bahwa Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia menjadi keuntungan bagi kedua negara.
"Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” ujar Saito.
Dalam hal kerja sama SDM, Menteri Saito menyampaikan bahwa saat ini sedang berfokus pada pengembangan SDM di industri otomotif.