Menteri Susi: Kapal asing keruk Rp 29 miliar dari laut RI
Ini adalah hitungan jika mereka menangkap hasil laut paling murah yaitu ikan tongkol.
Keberadaan kapal asing di laut Indonesia sepertinya sudah membuat Menteri kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti geram. Alasannya, Indonesia sangat dirugikan dengan aktivitas kapal asing di perairan Indonesia.
Selain merusak lingkungan, kapal ini juga membayar retribusi kecil. Padahal hasil yang mereka keruk dari laut Indonesia sangatlah besar.
-
Kapan Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Bagaimana cara Susi Pudjiastuti menunjukkan keakraban dengan Prabowo? Baik Prabowo maupun Susi keduanya turun langsung untuk ikut melepas tukik ke laut. Raut bahagia tampak jelas di wajah dua sosok besar tanah air ini. Setelah selesai melakukan kegiatan sosial, Prabowo dan Susi sempat bercengkrama sambil masak bersama. Keakraban keduanya sangat terlihat dalam momen spesial ini.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Siapa yang mengajak petani di Sulawesi Selatan untuk memanfaatkan bantuan dari Kementan? Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Arif Fakrulloh, mengajak para petani di wilayahnya untuk memanfaatkan bantuan kementan secara optimal, terutama dalam meningkatkan produksi padi dan jagung sebagai komoditas strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
-
Bagaimana Susi memanfaatkan Pulau Susi? Justru, dia memanfaatkan Pulau Susi untuk budidaya lobster.
Susi menyebut kapal asing yang beraktivitas di Indonesia minimal mengeruk USD 2,4 juta atau setara Rp 29 miliar. Ini adalah hitungan jika mereka menangkap hasil laut paling murah yaitu ikan tongkol.
"Ikan tongkol paling murah USD 1, mereka melaut semalam minimal dapat 10 ton. Dalam satu tahun mereka berlayar 200 hari, itu USD 2,4 juta," ucap Susi saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (3/11).
Keuntungan kapal asing bisa bertambah karena kelicikan mereka memegang 4 izin. Mereka bisa berganti bendera seenaknya dan dengan mudah pulang ke negara mereka tanpa melaporkan atau membayar biaya ekspor ikan.
"Ini manipulasi luar biasa. We dont get anything, ini konyol. Padahal nelayan kecil cuma dapat 5-10 ton ini harus membayar izin banyak. Mereka di darat dan tidak bisa berlari," tegasnya.
Melihat realita ini, Susi berencana menghilangkan semua pungutan untuk kapal nelayan dalam negeri di bawah 10 ton. Hal ini karena nelayan harus membayar banyak pungutan hingga membayar biaya pajak pengiriman ikan.
"Kapal di bawah 10 ton dihilangkan semua pungutan. Masalahnya ikan impor saja tidak kena pajak. Masa ikan tenggiri dari Cilacap ke Jakarta kena pajak 10 persen, impor tidak," tutupnya.
(mdk/noe)