Meski Tak Terdampak Virus Corona, Ekspor Impor Ke China Tetap Alami Penurunan
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengakui posisi perdagangan ekspor dan impor Indonesia ke China Januari 2020 mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari posisi ekspor non migas ke China terkoreksi sebesar USD 211,9 juta atau turun sebesar 9,15 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengakui posisi perdagangan ekspor dan impor Indonesia ke China Januari 2020 mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari posisi ekspor non migas ke China terkoreksi sebesar USD 211,9 juta atau turun sebesar 9,15 persen.
Sementara posisi impor non migas juga mengalami penurunan yakni USD 190,5 juta atau turun 4,61 persen jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Dia menjelaskan beberapa komponen ekspor yang berkurang dari negeri Tirai Bambu tersebut yakni untuk golongan barang lemak dan minyak hewan atau nabati. Pada januari 2020 ekspor terhadap kelompok barang ini hanya USD 1,36 miliar, lebih rendah dibandingkan posisi bulan sebelumnya yakni USD 2,06 miliar.
"Penurunan terbesar ekspor non migas terjadi pada kelompok barang ini sebesar USD 703,2 juta atau 34,08 persen," katanya di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2)?
Penurunan ekspor lainnya juga tercatat pada kelompok barang bijih, terak, dan abu logam yang turun mencapai USD 309,8 juta atau 80,17 persen. Di mana posisi ekspor pada Januari 2020 kelompok barang ini hanya meraih sebesar USD 76 juta, berbanding terbalik jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni mencapai USD 386,4 juta.
Sementara itu, posisi impor yang mengalami penurunan terbesar dari China yakni golongan barang buah-buahan sebesar USD 180,4 juta atau turun 76,21 persen. Penurunan impor lainnya juga diikuti oleh kelompok barang gula dan kembang gula sebesar USD 139,9 juta atau turun 78,46 persen.
Disebabkan Harga Komoditas
Pria yang akrab disapa Kecuk ini menambahkan, posisi penurunan yang terjadi lebih disebabkan karena harga komoditas. Di mana, sepanjang Desember hingga Januari, harga komoditas rata-rata mengalami kenaikan khususnya yang non migas.
Misalnya saja harga minyak sawit yang naik sekitar 8,44 persen. Sementara harga batubara dan karet juga mengalami kenaikan masing-masing 6,5 persen dan 1,20 persen.
"Sebaliknya yang turun di antaranya nikel tembaga dan timah. Fluktuasi beberapa komoditas tentu pengaruh pada nilai ekspor dan impor Indonesia di 2020," ujarnya.
Sementara khusus untuk harga minyak justru mengalami penurunan sekitar 2,68 persen. Pada Desember 2019 harga minyak berada di angka USD 67,18 per barel, turun menjadi USD 65,38 per barel di Januari 2020.
"Selama Desember sampai Januari 2020 tentu banyak perkembangan harga terjadi misalnya harga minyak mentah Indonesia selama Desember 2019 ke Januari 2020 mengalami penurunan 2,68 persen," jelasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2020 mengalami defisit sebesar USD 864 juta. Defisit ini terjadi karena nilai ekspor Indonesia hanya mencapai USD 13,41, sedangkan nilai impor tercatat sebesar USD 14,28 miliar.
(mdk/idr)