Meski Tinggal di Rumah Petakan, Usaha Ini Bisa Raup Omzet Rp100 Juta Per Bulan
Keterbatasan ekonomi mengharuskan Anik untuk membantu suami dalam mencari penghasilan tambahan.
Perjalanan hidup sering kali diwarnai dengan berbagai tantangan. Namun, Anik membuktikan bahwa ketekunan dan semangat pantang menyerah dapat mengubah nasib atau kehidupan seseorang. Berangkat dari sebuah kamar berukuran 2x3 meter di Jakarta, Anik kini sukses sebagai pemilik usaha bawang goreng Bramgor Putri Mangu yang membawa keluarganya pada pada kondisi finansial yang lebih baik.
Sebelum memulai usaha, Anik bekerja sebagai pekerja rantau Asisten Rumah Tangga (ART) di Jakarta. Sementara itu, suami Anik bekerja sebagai tukang sayur di kampung halamannya, Sukoharjo, Jawa Tengah. Keterbatasan ekonomi yang mereka alami, mengharuskan Anik untuk membantu suami dalam mencari penghasilan tambahan.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Kata-kata bijak apa yang paling menginspirasi kamu untuk bangkit dari kegagalan? “Kegagalan adalah umpan balik konstruktif yang memberi tahu kamu untuk mencoba pendekatan berbeda untuk mencapai apa yang kamu inginkan.” - Idowu Koyenikan
-
Bagaimana cara kata-kata inspiratif memotivasi seseorang? Kata-kata inspiratif singkat umumnya berupa kalimat sederhana. Namun di balik kalimat-kalimat sederhana itu, terdapat makna yang mendalam.
-
Kapan kata-kata motivasi ini dikumpulkan? Melansir dari ragam sumber, Jumat (29/12) berikut 110 kata-kata motivasi sekolah yang bisa dijadikan inspirasi.
-
Kenapa kata-kata hari ini yang lucu dan inspiratif penting? Meskipun terkesan sebagai sebuah candaan, kata-kata hari ini mengandung makna yang sangat dalam.
-
Kapan kata-kata inspiratif menjadi tren? Kumpulan kata-kata hari ini penuh inspirasi dan makna mendalam.
Anik memiliki dua anak, anak sulungnya mengalami gangguan tuna rungu dan tuna wicara sehingga membutuhkan perhatian khusus. Oleh karena itu, Anik merasa kedua anaknya, terutama yang sulung, memerlukan pendidikan dan kesejahteraan agar kualitas hidup mereka lebih terjamin. Akhirnya Anik mengambil keputusan untuk pulang ke kampung halamannya demi mengurus pendidikan dan lebih dekat dengan anak-anaknya, serta membangun usaha kecil untuk menambah pendapatan keluarga.
Pada tahun 2014, dengan modal awal Rp50.000, Anik memulai usaha produksi bawang goreng rumahan. Dia menjual produk bawang goreng langsung ke sekolah-sekolah, puskesmas, kantor kelurahan dan kecamatan. Meskipun banyak yang orang yang meragukan dan memojokkan bawang goreng buatannya, Anik terus meningkatkan kualitas produk yang dia tawarkan.
Produksi 600 Kilogram Sampai Punya 50 Reseller
Selama 10 tahun, Anik bekerja dari pagi hingga malam, mulai dari menyiapkan bahan baku, menggoreng bawang, dan memasarkan produk bawang goreng. Ketekunan dan kerja kerasnya kian membuahkan hasil. Penjualan yang awalnya hanya 2 kilogram per hari kini meningkat hingga 500-600 kilogram per hari dengan omzet mencapai Rp100 juta per bulan.
Menurut Anik, itu semua berkat loyalitas dalam produksi bawang goreng. Pasalnya, bawang goreng tersebut terbuat dari bahan berkualitas dan bawang goreng 100 persen asli tanpa campuran, sehingga menjadi favorit di kalangan konsumen.
- Terlilit Utang Rp2,5 Miliar, Pria Asal Magelang Ini Akhirnya Sukses Bisnis Gethuk dengan Omzet Rp150 Juta per Bulan
- Bangun Usaha Kayu dari Garasi Rumah, Wanita Ini Raih Omzet Hingga Rp200 Juta per Bulan
- Hanya Boleh Tinggal 10 Tahun di Rusunawa, Begini Cara Ibu Rumah Tangga di Madiun Siasati Hidup
- Pulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
"Produk yang saya bikin ini laku keras, banyak yang suka bawang gorengnya karena asli tanpa campuran. Jadi, orang-orang yang beli itu sekarang malah jadi reseller," ujar Anik dalam tayangan YouTube CapCapung, dikutip pada Kamis (3/10).
Keberhasilan ini membuat banyak pelanggan yang awalnya membeli untuk konsumsi pribadi beralih menjadi reseller. Sebanyak 50 reseller telah bekerja sama dengan Anik untuk menjual kembali produk bawang goreng, termasuk yang diimpor ke luar negeri.
Adanya dukungan dari pelanggan dan reseller, membuat usaha Anik semakin berkembang pesat dan membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar. Di samping itu, dari omzet atau hasil penjualan bawang goreng, Anik mampu membeli empat rumah yang saat ini juga digunakan sebagai rumah produksi bawang goreng.
Menciptakan Lapangan Kerja dan Memberdayakan Masyarakat
Keberhasilan Anik tidak hanya dinikmati dan menjadi keuntungan tersendiri bagi dirinya, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang sekitar. Sebanyak 40 ibu rumah tangga dapat bekerja sambil mengurus anak-anak di rumah dan mendapat penghasilan tambahan yang cukup untuk membantu ekonomi keluarga. Dalam seminggu, mereka bisa mendapatkan gaji sekitar Rp600.000-Rp700.000.
"Ibu-ibu itu seminggu bisa gajian sekitar Rp600.000-Rp700.000. Itu pun mereka bisa nyambi momong anak di rumah," kata Anik.
Meski usaha ini telah berkembang pesat, Anik tetap menolak beralih menggunakan mesin dalam proses produksi. Dia percaya bahwa usaha ini harus memberi manfaat bagi masyarakat, sebab hanya dengan cara ini Anik dapat membantu orang-orang sekitar untuk mandiri secara finansial.
Belajar dari Tantangan Hingga Berbagi Pengalaman
Setiap perjalanan pasti memiliki tantangan Anik tidak terhindar dari kesulitan, termasuk masalah utang yang pernah menghantuinya. Namun, berkat tekad dan usahanya, Anik mampu melunasi semua utang bahkan mengembangkan usahanya.
Anik juga menceritakan ketika harga bawang melonjak dia pernah mencari alternatif dengan menjual produk lain, seperti sambal pecel. Kemampuan Anik untuk beradaptasi menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan usahanya. Dia memegang prinsip untuk tidak terpaku pada satu jenis usaha. Saat satu usaha mengalami penurunan, dia selalu mencari peluang lain agar perekonomian keluarga tetap stabil.
"Waktu harga bawang merah mahal, saya sempat beralih menjual sambal pecel keliling. Intinya kalau bawang merah mahal kita ngga akan goreng bawang dan memilih jualan lainnya," jelas Anik.
Anik merasa bahwa keberhasilannya tidak akan berarti jika tidak dibagikan kepada orang lain. Dia membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar cara membuat bawang goreng, tanpa dipungut biaya. Hal tersebut adalah salah satu bentuk kepedulian untuk memberdayakan orang lain agar dapat menjaga kestabilan ekonomi.
Dia mengundang siapa saja berkunjung ke rumah produksi di Madegondo, Sukoharjo, untuk belajar dan berbagi pengalaman. Dengan begitu, Anik berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk memulai usaha sendiri.
Reporter magang: Thalita Dewanty