Mulai Juli 2016, batas bawah transaksi RTGS turun jadi Rp 100 juta
"Sekarang kan RTGS itu hanya bisa untuk transaksi di atas Rp 500 juta, mulai 1 Juli bisa untuk transaksi 100 juta."
Bank Indonesia (BI) mengoptimalkan pelayanan sistem pembayaran tunai dan non tunai dalam mengantisipasi kebutuhan masyarakat pada saat Ramadan dan Idul Fitri Tahun 1437 H/2016.
Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran BI, Bramudija Hadinoto mengatakan, pada periode Ramadan dan Idul Fitri, kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan transaksi di masyarakat.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai, Bank Indonesia melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah. Dari sisi non tunai, Bank Indonesia telah mempersiapkan infrastruktur dan layanan sistem pembayaran agar mampu mengantisipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai baik melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
"Untuk menghadapi lonjakan volume transaksi non tunai, Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah persiapan antara lain memastikan seluruh perangkat sistem berfungsi dengan optimal, memastikan hubungan dengan sistem lain termasuk sistem di peserta dapat berfungsi dengan baik dan memastikan seluruh perangkat back up berfungsi dengan baik," kata Bramudija di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (6/6).
Sepanjang periode Ramadhan (6 Juni sampai dengan 1 Juli 2016), jam operasional sistem pembayaran non tunai Bank Indonesia tidak mengalami perubahan. Untuk tanggal 4 Juli 2016, Bank Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan operasional terbatas, dan pada tanggal 11 Juli 2016 Bank Indonesia akan menyelenggarakan kegiatan operasional sistem pembayaran non tunai secara normal.
Terkait transaksi non tunai melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), sesuai dengan Surat Edaran BI No. 17/35/DPSP tanggal 13 November 2015 perihal Batas Nilai Nominal Transfer Dana Melalui Sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia, terhitung sejak tanggal 1 Juli 2016 batas nilai nominal transfer dana untuk Sistem BI-RTGS akan diubah dari semula Rp 500 juta ke atas per instruksi menjadi di atas Rp 100 juta per instruksi.
"Sekarang kan RTGS itu hanya bisa untuk transaksi di atas Rp 500 juta, mulai 1 Juli bisa untuk transaksi 100 juta," ucapnya.
Diharapkan dengan sejumlah langkah-langkah antisipasi yang ditempuh Bank Indonesia pada saat Ramadan dan Idul Fitri 1437H/2016 dapat memenuhi kebutuhan layanan sistem pembayaran tunai dan non tunai masyarakat secara optimal.
Berdasarkan data historis selama lima tahun terakhir, Bramudija mengatakan, peningkatan volume transaksi BI-RTGS selama Ramadan mencapai sekitar 12 persen dibandingkan periode sebelum Ramadan. Adapun untuk volume transaksi SKNBI, peningkatannya dapat mencapai sekitar 15 persen.
Peningkatan volume tersebut diperkirakan terjadi pada transaksi antar peserta sistem pembayaran BI untuk kepentingan nasabah. Sementara dari sisi nominal, peningkatan transaksi RTGS di bulan Ramadan mencapai sekitar 10 persen atau Rp 38 triliun dibanding periode sebelum Ramadan. Sedangkan SKNBI peningkatannya sekitar 7 persen atau Rp 730 miliar.
Peningkatan volume dan nominal transaksi BI-RTGS sepanjang bulan Ramadan akan mencapai titik tertinggi pada H-2 sebelum libur lebaran. Berdasarkan data 5 tahun terakhir, peningkatan tertinggi volume transaksi BI-RTGS pada H-2 dapat mencapai sekitar 47,4 persen (pada 2013) dibandingkan rata-rata harian sepanjang bulan Ramadan. Untuk nominal transaksi, peningkatan tertinggi terjadi pada H-2 dengan peningkatan nominal transaksi mencapai sekitar 43,3 persen (pada 2011).
Sementara SKNBI, peningkatan volume tertinggi terjadi pada 2 minggu terakhir sebelum libur lebaran dengan peningkatan tertinggi pada H-9 tahun 2013 sebesar 58,7 persen dibandingkan rata-rata harian sepanjang bulan Ramadan. Dari sisi nominal SKNBI, peningkatan tertinggi mencapai 48,4 persen pada H-19 (tahun 2014).
Baca juga:
BI buka penukaran uang receh di Monas hari ini
BI catat kebutuhan uang jelang Idul Fitri naik 14,7 persen per tahun
Siapkan Rp 4,5 triliun, BI Solo mulai layani penukaran recehan
Jakarta One, BI minta perbankan pelat merah terlibat
Redam inflasi, BI inisiasi budidaya bawang putih di Purbalingga
BI: Pada 2034, 75 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan
DKI dan BI luncurkan Jakarta One, dipakai untuk transaksi nontunai