Neraca perdagangan November 2014 kembali defisit USD 425 juta
Dilihat dari volume perdagangan justru mengalami surplus.
Neraca perdagangan Indonesia pada November 2014 kembali mengalami defisit sebesar USD 425,7 juta. Padahal, kinerja neraca perdagangan sempat disebut-sebut membaik setelah pada Oktober 2014 nilai neraca perdagangan surplus USD 23,3 juta.
Data terbaru dilansir Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor November 2014 tercatat sebesar USD 13,62 miliar atau lebih rendah dari impor yang mencapai USD 14,04 miliar.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Bagaimana BRI membantu Gravfarm dalam memperluas pasar ekspor? BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM binaannya untuk dapat “go ekspor”. Dukungan nyata tersebut diberikan melalui partisipasi UMKM binaan BRI dalam tradefair ataupun eksibisi yang dapat membantu perluasan pasar ekspor untuk pelaku usaha.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Kepala BPS, Suryamin menuturkan, nilai neraca perdagangan memang mengalami defisit, namun dilihat dari volume perdagangan justru mengalami surplus sebesar 33,92 juta ton. Volume ekspor mencapai 46,18 juta ton, jauh di atas impor yang hanya 12,26 juta ton.
"Perdagangan minyak dan gas bumi (Migas) pada November masih mengalami defisit sebesar USD 1,366 miliar, dengan rincian defisit minyak mentah sebesar USD 196,6 juta dan hasil minyak sebesar USD 2,09miliar. Sementara itu perdagangan gas bumi mengalami surplus sebesar USD 920,1 Juta," ucap Suryamin di Kantornya, Jakarta, Jumat (2/1).
Defisit perdagangan migas dari Januari hingga November 2014 tercatat sebesar USD 12,091 miliar. Sementara untuk non-migas, mengalami surplus.
Meskipun surplus, perdagangan non-migas pada November belum bisa menutupi defisit perdagangan secara keseluruhan. BPS mencatat selama 2014 hingga November, surplus non migas sebesar USD 10,018 miliar. "Khusus November surplusnya sebesar USD 940 juta," ungkapnya.
Selama November 2014, defisit terbesar perdagangan Indonesia terjadi dengan China sebesar USD 12,404 miliar, diikuti Thailand sebesar USD 4,326 miliar dan Jepang sebesar USD 2,413 miliar.
Sedangkan surplus perdagangan terbesar terjadi dengan India sebesar USD 7,929 miliar. Indonesia juga masih mengalami surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar USD 6,904 miliar. Sementara dengan negara-negara ASEAN sebesar USD 3 miliar (selain Singapura, Malaysia dan Thailand).
"Uni Eropa, kita surplus sangat besar sebesar USD 3,139 miliar, mudah-mudahan ekonominya lebih membaik ya," tutupnya.
Baca juga:
BI prediksi defisit neraca berjalan membaik di akhir tahun
Impor produk otomotif turun bantu perbaikan neraca perdagangan
Oktober, neraca perdagangan Indonesia surplus USD 23,3 juta
BPS: September, neraca perdagangan RI defisit USD 270,3 juta