Neraca Perdagangan RI Tembus USD24,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia konsisten terus membaik. Salah satunya terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang secara konsisten surplus selama 26 bulan beruntun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi Indonesia konsisten terus membaik. Salah satunya terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang secara konsisten surplus selama 26 bulan beruntun.
"Di tengah berbagai tantangan global yang terus berlangsung, kinerja impresif pada neraca perdagangan ini merupakan modal penting dalam menjaga stabilitas sektor eksternal Indonesia, khususnya melalui kapasitas cadangan devisa yang kuat," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (15/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Siapa yang Airlangga apresiasi dalam penerapan ekonomi sirkular? Lebih lanjut, Airlangga mengapresiasi banyaknya perusahaan rintisan (startup) dan bisnis baru yang menerapkan prinsip 9R dalam ekonomi sirkular.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
Kinerja neraca perdagangan sepanjang Semester I 2022 juga menunjukkan angka fantastis yakni sebesar USD 24,89 miliar. Nilai ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah jika dibandingkan dengan surplus kumulatif secara periode semesteran.
Kembali dibukanya izin ekspor minyak sawit dan bahan bakunya menjadi penopang surplus neraca perdagangan pada bulan Juni 2022. Terbukti, minyak kelapa sawit merupakan kontributor utama surplus neraca perdagangan Indonesia dengan share sebesar 54 persen dari total surplus.
Di saat yang sama, harga-harga komoditas penyumbang ekspor Indonesia juga masih berada di level yang tinggi, terutama batu bara yang berada pada level USD 284,9 per MT atau meningkat 152,28 persen yoy.
"Memperkuat kerja sama internasional, baik billateral maupun multilateral melalui dialog dan koordinasi lintas negara menjadi salah satu kunci dalam mempertahankan surplus neraca perdagangan. Dari berbagai dialog tersebut akan terus digali berbagai produk andalan Indonesia untuk dipasarkan di negara-negara potensial," imbuhnya.
Kerja sama ekonomi internasional yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Indonesia dengan negara-negara mitra dagang berhasil memberikan dampak positif terhadap konsistensi surplus neraca perdagangan Indonesia.
Di antara negara-negara mitra dagang, surplus neraca perdagangan Indonesia terutama berasal dari India sebesar USD 1,90 miliar, Amerika Serikat di angka USD 1,69 miliar dan Filipina mencapai USD 1,16 miliar.
"Di samping mempererat kerja sama internasional, pemerintah juga terus mendorong peningkatan ekspor bernilai tambah tinggi, khususnya dari sektor industri pengolahan. Sektor ini memberikan sumbangsih terbesar pada komoditas ekspor Indonesia yakni sebesar 70,01 persen dari total ekspor," jelasnya.
Nilai ekspor pada Juni 2022 sebesar USD 26,09 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 40,68 persen yoy. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari s.d. Juni 2022 bahkan telah mencapai sebesar USD 141,07 miliar atau tumbuh sebesar 37,11 persen ctc.
Peningkatan ekspor nonmigas tertinggi pada Juni 2022 dibandingkan Mei 2022 terjadi pada lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) sebesar USD 2.538,9 juta, terutama karena keran ekspor komoditas ini telah dibuka kembali.
Salah satu komoditas andalan Indonesia yang terus didorong untuk melakukan pengembangan dan inovasi adalah produk Kendaraan dan bagiannya (HS 87). Komoditas ini memiliki nilai tambah tinggi dengan total ekspor sepanjang Januari sampai dengan Juni 2022 sebesar USD 4,96 miliar. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan double digit sebesar 13,32 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sejalan dengan upaya pemerintah memacu peningkatan output dari sektor industri pengolahan, posisi PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2022 juga menunjukkan level ekspansif dengan berada pada level 50,2.
Level ekspansif ini juga telah bertahan selama 10 bulan beruntun. Hasil survei PMI Manufaktur yang diterbitkan oleh S&P Global ini juga menyampaikan bahwa responden manufaktur Indonesia berekspektasi positif terhadap kinerja perekonomian selama 12 bulan ke depan meski tantangan global terutama dan disrupsi rantai pasok dan konflik Rusia-Ukraina masih berlanjut.
Sementara itu, pada Mei 2022 impor Indonesia tercatat sebesar USD 21,00 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (Juni 2022), maka nilai impor telah meningkat sebesar 21,98 persen yoy.
Positifnya, kontributor utama impor Indonesia adalah berasal dari golongan bahan baku atau penolong dengan porsi sebesar 77,27 persen dan disusul barang modal sebesar 14,65 persen sementara barang konsumsi hanya sebesar 8,08 persen dari total ekspor. Dengan demikian, besarnya impor bahan baku ini dapat dioptimalkan menjadi produk yang lebih bernilai tambah sehingga dapat memacu output nasional.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)