Ngerinya Covid-19 Varian Delta dan Strategi Pemerintah Redam Dampak ke Ekonomi
Virus corona seperti diketahui terus bermutasi. Terbaru ialah varian delta asal India yang disebut telah memasuki Indonesia. Covid-19 varian baru ini menjadi salah satu biang kerok meledaknya kasus positif di Indonesia.
Virus corona seperti diketahui terus bermutasi. Terbaru ialah varian delta asal India yang disebut telah memasuki Indonesia. Covid-19 varian baru ini menjadi salah satu biang kerok meledaknya kasus positif di Indonesia.
Beberapa waktu terakhir, kasus harian di Indonesia selalu mencetak rekor baru. Varian Delta ini memiliki penyebaran yang lebih masif dibanding varian Wuhan dan varian Alpha.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa KKP menargetkan pertumbuhan PDB perikanan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menargetkan pertumbuhan PDB perikanan rata-rata berada di angka 4,00-5,00 persen.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Jika satu orang terpapar Covid-19 Wuhan tanpa melakukan apa-apa (tidak memeriksakan diri, tidak disiplin protokol kesehatan) selama 30 hari, maka berpotensi menularkan ke 729 orang. Untuk varian Alpha, potensi penularannya bisa mencapai 15.625 orang.
"Kalau varian Delta, 1 orang dalam 30 hari tanpa kita melakukan apa-apa maka akan tertular ke 117.649 orang," ujar Staf Khusus Menko Perekonomian, Raden Pardede.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian delta sudah menjalar ke-96 negara, termasuk Indonesia. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap dinamika perkembangan ekonomi Global dan Indonesia.
Senada dengan Raden, Menkeu Sri Mulyani mengatakan, varian delta ini dua kali lipat lebih menular dibandingkan virus Covid-19. Bahkan 50 persen lebih menular dibandingkan varian Alpha yang waktu itu muncul di negara Inggris.
"Sehingga memang penyebarannya menjadi sangat meluas dan banyak negara harus melakukan replaning atau merencanakan kembali, bahkan perencanaan mereka untuk membuka beberapa daerah untuk beberapa daerah sempat kembali melakukan lockdown," kata Menteri Sri Mulyani.
Dia mengatakan, beberapa negara yang sudah melakukan lockdown adalah Afrika Selatan yang dimulai sejak 28 Juni lalu. Kemudian Bangladesh dan Vietnam juga telah melakukan penutupan selama 2 minggu.
"Ini menggambarkan covid akan terus jadi faktor menentukan dinamika dan perkembangan ekonomi sebab negara. Tergantung dari bagaimana eskalasi dan kemudian menanganinya" ujarnya.
Menteri Sri Mulyani menilai kemunculan varian delta yang berujung pada lonjakan kasus Covid-19 memberikan tekanan terhadap ruang fiskal pemerintah. Akibatnya pemerintah harus menata ulang program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Covid varian delta memberikan tekanan ke ekonomi kita, maka kita akan terus melakukan revisi dan redesign untuk program PEN kita," katanya.
Peningkatan kasus Covid-19, membuat pemerintah melakukan realokasi anggaran untuk program PEN. Hasilnya anggaran kesehatan dinaikan menjadi Rp193,93 triliun, program perlindungan sosial Rp153,86 triliun, program prioritas Rp117,04 triliun, dukungan UMKM dan korporasi Rp171,77 triliun, dan insentif usaha Rp62,83 triliun.
"Kita hitung kembali kemarin dan menggunakan APBN untuk tetap membantu kesehatan dan bansos. Pemulihan ekonomi akan diutamakan meski kita menghadapi tantangan-tantangan dalam bentuk munculnya varian delta," ungkapnya.
Bendahara Negara itu menambahkan, upaya lain pemerintah untuk bisa mengendalikan covid-19 ini adalah dengan mempercepat proses vaksinasi. Menurut dia, vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mendorong mobilitas dan perekonomian namun kasus covid-19 tetap terkendali.
"Kalau vaksinasinya rendah, maka setiap kali kita ngegas, perekonomian naik maka terjadi kenaikan covid. Tapi kalau vaksin meluas maka mobilitas masih bisa berjalan dengan risiko covid bisa terjaga," jelas dia.
Hingga 6 Juli, pemerintah total vaksin yang sudah disuntikkan mencapai 47,68 juta dosis. "Guna mencegah laju penyebaran Covid-19 dan mencapai herd immunity, kita akan terus melakukan percepatan vaksinasi. Hingga 6 Juli, 47,68 juta dosis vaksin telah disuntikkan," kata Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede.
Dalam data yang dipaparkan Raden, jumlah total tersebut terdiri dari vaksinasi dosis I yang menyasar 33,33 juta penduduk dan vaksinasi dosis II (vaksinasi lengkap) sebanyak 14,35 juta penduduk.
Lalu, jumlah suntikan dosis vaksin mencapai angka tertinggi pada 26 Juli 2021, yaitu di angka 1.487.716 dosis. Kemudian, tepat pada 6 Juli pukul 18.00, jumlah masyarakat yang divaksin mencapai 642.631 dosis, atau mencapai rata-rata 794.289 dosis per hari.
Sementara, untuk update vaksin gotong royong baru mencapai 182.540 untuk dosis I (atau 1,22 persen dari target) dan 72.895 untuk dosis II alias dosis lengkap (atau 0,49 persen dari target).
Raden juga menjelaskan, target vaksinasi akan terus ditingkatkan tiap bulannya. Pada Juli dan Agustus, ditargetkan rata-rata vaksinasi mencapai 1,5 juta dosis per hari, lalu 1,8 juta dosis pada September, 2,8 hingga 3 juta pada Oktober dan November dan 2,5 juta pada Desember.
"Vaksinasi ini akan didorong terus, kita targetkan sampai akhir tahun 2021 dengan melibatkan banyak pihak termasuk TNI, Polri, BKKBN hingga Bidan," katanya.
Optimistis Ekonomi 2021 Tetap Tumbuh 7 Persen
Pemerintah masih optimistis perekonomian nasional tetap tumbuh positif hingga akhir tahun meski memasuki semester kedua terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan. Apalagi pergerakan manusia kembali dibatasi dan terjadinya pelemahan ekonomi.
"Kita optimis perekonomian sampai 7 persen," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Maka dari itu, demi menahan pelemahan ekonomi sekaligus mengatasi masalah kesehatan, pemerintah juga melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh Indonesia dengan beberapa level. Sehingga penyebaran virus lebih cepat dikendalikan dan pelemahan ekonomi tidak berlarut-larut.
Di sisi lain, pemerintah memaksimalkan kinerja produksi ekspor demi menjaga momentum harga komoditas yang tinggi. Maka sektor-sektor esensial dan kritikal tetap bisa beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan di tengah kebijakan PPKM.
"Kegiatan ekspor kita jaga untuk memaksimalkan momentum harga komoditas," kata dia.
Selain itu, pemerintah akan kembali memberikan jaminan sosial kepada masyarakat. Bantuan tersebut berupa beras 10 kilogram dan uang tunai bagi penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
"Buat penerima PKH akan dapat bantuan tunai dan beras 10 kilogram sebanyak 20 juta peserta," kata dia.
Saat ini, Kementerian Sosial dan Badan Logistik (Bulog) tengah melakukan berbagai persiapan ini. Sebab proses penyiapan infrastrukturnya tidak mudah.
"Ini butuh waktu buat persiapan untuk bansos PPKM darurat atau mikro," kata dia.
Menko Airlangga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada semester I-2021 bisa mencapai 3,3 persen. Lalu di akhir tahun secara konservatif diprediksi bisa tumbuh 3,75 persen sampai 4,5 persen.
"Semester I ini 3,3 persen dan sampai akhir tahun kita proyeksinya konservatif 3,75 persen sampai 4 atau 4,5 persen untuk outlook semester II ini," kata dia.
(mdk/bim)