Nilai ekspor hingga September USD 115,7 miliar, anjlok 13,29 persen
Nilai ekspor Indonesia pada September 2015 mencapai USD 12,53 miliar,
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2015 mencapai USD 12,53 miliar, terdiri dari ekspor migas sebesar USD 1,45 miliar, dan non-migas sebesar USD 11,8 miliar.
Nilai total ekspor ini turun 1,55 persen dibandingkan Agustus 2015 yang mencapai USD 12,73 miliar, terdiri dari ekspor migas sebesar USD 1,53 miliar dan ekspor non-migas sebesar USD 11,20 miliar.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
secara kumulatif, nilai ekspor dari Januari-September 2015 mencapai USD 115,07 miliar.
"Nilai ekspor Januari-September 2015 turun 13,29 dibandingkan periode sama tahun lalu," kata Kepala BPS, Suryamin, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/10).
Lebih lanjut Suryamin memaparkan, ekspor non-migas sampai September 2015 mencapai USD 100,7 miliar atau turun 7,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014. Penurunan volume komoditas non-migas lebih dalam dibandingkan penurunan nilainya.
Komoditas terbesar ekspor non-migas Januari-September berasal dari lemak dan minyak hewan/nabati yang nilainya mencapai USD 14,06 miliar, serta bahan bakar mineral yang mencapai USD 12,5 miliar. Namun, volume ekspor dari kedua komoditas tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.
"Tiga negara tujuan ekspor terbesar, Januari-September (2015) adalah Amerika Serikat, China, dan Jepang," ucap Suryamin.
Pada periode itu, ekspor ke AS mencapai USD 11,61 miliar atau turun sebesar 2,15 persen, ekspor ke China mencapai USD 9,92 miliar atau turun 21,17 persen, dan ekspor ke Jepang mencapai USD 9,87 miliar atau turun 7,86 persen.
Sementara itu ekspor ke negara-negara ASEAN mencapai USD 20,64 miliar turun 4,43 persen) dan ekspor ke negara-negara Uni Eropa mencapai USD 11,22 miliar atau turun 11,5 persen.
Baca juga:
Pemerintah sebut produk perlengkapan rumah diminati banyak negara
Indef: Masyarakat butuh energi murah, tak peduli dari mana asalnya
Denmark akui Indonesia salah satu kekuatan ekonomi terbesar Asia
Pemerintah bebaskan bea masuk impor mesin untuk industri
Tahun depan, pemerintah bakal impor 30 ribu ton daging