Nilai tukar Rupiah bertahan melemah di level Rp 14.415 per USD
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di level Rp 14.415 di perdagangan hari ini, Jumat (6/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 14.402 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di RP 14.394 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah di level Rp 14.415 di perdagangan hari ini, Jumat (6/7). Pagi tadi, Rupiah dibuka di level Rp 14.402 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan kemarin di RP 14.394 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah cenderung melemah usai pembukaan. Rupiah menyentuh titik terlemah di Rp 14.415 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi Rupiah akan terus melemah hingga akhir Juli 2018 mencapai Rp 14.700-14.800 per USD. Menurutnya, hal ini diperkirakan sebagai imbas dari perang dagang (trade war) antara Amerika dan China.
"Efek perang dagang dikhawatirkan menurunkan kinerja ekspor negara berkembang seperti Indonesia," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (5/7).
Bhima menjelaskan, dampak negatif lainnya adalah kemungkinan kaburnya para investor asing. "Akhirnya investor asing melakukan aksi jual secara besar-besaran baik dari pasar modal maupun pasar surat utang," imbuhnya.
Bhima menilai pemerintah lambat mengantisipasi kemungkinan tersebut. Kebijakan yang diambil Bank Indonesia pun dinilai belum berhasil.
"BI sudah kerja keras dari sisi moneter, tapi dari sisi fiskalnya belum ada gebrakan. Itu yang menurunkan kepercayaan investor. Selain karena data kinerja ekonomi Indonesia memburuk. Seperti defisit transaksi berjalan yang melebar dan defisit perdagangan," tandasnya.
(mdk/idr)