Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah ke Level Rp14.300 per USD
Pada pukul 10.34 WIB, Rupiah melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.288 per USD dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.255 per USD.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi masih akan melemah dipicu stimulus fiskal dan data ekonomi di Amerika Serikat.
Pada pukul 10.34 WIB, Rupiah melemah 33 poin atau 0,23 persen ke posisi Rp14.288 per USD dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.255 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Nilai tukar Rupiah terhadap dolar dengan kurs JISDOR kami perkirakan melemah terbatas ke level Rp14.300 per USD. Kenaikan indeks dolar kemungkinan masih akan membayangi pergerakan nilai tukar Rupiah" kata Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail dalam kajiannya di Jakarta, Selasa (2/3).
Indeks dolar kemungkinan menguat ke level 92 hari ini terhadap mata uang negara maju lainnya. Keputusan Kongres AS untuk menyetujui stimulus fiskal Joe Biden sebesar USD 1,9 triliun serta kuatnya data-data ekonomi AS pada Februari, masih akan menjadi sentimen positif bagi dolar AS.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,42 persen hari ini, didorong sentimen para pelaku pasar yang percaya bahwa yield obligasi AS naik terlalu cepat di saat inflasi di AS masih cukup rendah serta kuatnya sinyal dari The Fed untuk terus mempertahankan tingkat suku bunga rendah.
Dari eksternal, data Markit Manufacturing AS pada Februari secara final mengalami sedikit perlambatan menjadi 58,6 dibandingkan Januari sebesar 59,2.
Sentimen Dalam Negeri
Sedangkan dari dalam negeri, inflasi Februari Indonesia masih tetap rendah menjadi 1,38 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,55 persen (yoy). Inflasi inti mengalami penurunan menjadi 1,53 persen (yoy) dibandingkan Januari sebesar 1,56 persen (yoy).
Rendahnya inflasi menunjukkan daya beli masyarakat yang masih lemah dan kemungkinan masih membatasi impor.
Pada Senin (1/2) lalu, Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.255 per USD dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.235 per USD.
(mdk/idr)