Nilai tukar Rupiah kembali merosot ke level Rp 14.085
Nilai tukar Rupiah diprediksi bergerak di Rp 14.019 hingga Rp 14.098 per USD.
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) dibuka melemah pada perdagangan awal pekan ini. Rupiah melemah 93 poin atau 0,66 persen di level Rp 14.085 per USD dibandingkan penutupan akhir pekan lalu Rp 13.992 per USD.
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diprediksi bergerak Rp 14.019 per USD hingga Rp 14.098 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Analis PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta memperkirakan, hari ini sentimen pelemahan Rupiah mereda namun secara umum penguatan dolar AS masih menyediakan ruang untuk pelemahan Rupiah ke depan.
"Pelemahan juga terpantau di surat utang negara (SUN) yang walaupun imbal hasil global tertekan harga minyak, pelemahan Rupiah memberikan sentimen negatif yang lebih mendominasi," kata Rangga dalam riset harian, Jakarta, Senin (14/12).
Selain fokus ke FOMC meeting minggu ini, data neraca perdagangan serta BI rate juga dinanti. Surplus neraca perdagangan diperkirakan menipis melihat harga komoditas yang masih jatuh dan aktivitas impor yang meningkat menjelang akhir tahun.
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diperkirakan sulit turun jika Fed Fund Rate atau suku bunga The Fed naik meski BI sudah mulai memberikan sinyal pelonggaran moneter.