Normalisasi Sungai Hingga Bangun Bendungan Jadi Fokus PUPR Tangani Banjir
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeberkan beberapa pekerjaan yang dilakukan untuk menanggulangi banjir di DKI Jakarta. Seperti pembangunan bendungan, normalisasi sungai, hingga pembangunan sodetan untuk Sungai Ciliwung ke arah Banjir Kanal Timur (BKT).
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membeberkan beberapa pekerjaan yang dilakukan untuk menanggulangi banjir di DKI Jakarta. Seperti diketahui, curah hujan berlangsung pada 31 Desember sampai dengan 1 Januari 2020 membuat sejumlah daerah di Ibu Kota tergenang banjir.
"Kalau kami tetap tugasnya , pertama ini kan bagian hulu, tengah dan hilir," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1).
-
Apa jabatan Purwanto di DPRD DKI Jakarta? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Mengapa Kementerian PUPR diangkat menjadi Duta Kehormatan? Duta Kehormatan adalah individu yang memiliki pencapaian sosial yang dapat berkontribusi pada misi dan visi AWC. Terutama untuk meningkatkan kerja sama antara anggota dan mitra-mitra AWC, menerapkan rencana pengembangan jangka menengah dan jangka panjang, serta mengembangkan dan merevitalisasi proyek-proyek air.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
Basuki menyebut, untuk bagian hulu pihaknya tetap fokus meneruskan sejumlah pembangunan bendungan. Untuk tahun ini, dia menargetkan pembangunan bendungan yang ada di daerah Bogor akan selesai mengingat pembebasan lahan sudah hampir 100 persen.
"Bendungan kita percepat tahun ini akan bisa jadi karena tanah sebagian besar bebas sudah 90 persen lebih, di Sukamahi dan Ciawi," katanya.
Dia melanjutkan untuk bagian tengah atau biasa disebut dengan normalisasi masih akan terus dikerjakan. Pelebaran terhadap kali-kali yang ada di Jakarta pun juga terus dilakukan agar menampung air lebih banyak.
"Seperti sekarang itu Kelapa Gading kan sudah enggak kebanjiran jadi itu tetap pemprov itu tugasnya membebaskan lahan. Kami membangun itu kolaborasi," jelas dia.
Upaya terakhir, dilakukan Kementerian PUPR yakni terus melakukan pembangunan sodetan untuk Sungai Ciliwung ke arah Banjir Kanal Timur (BKT). Diharapkan apabila itu selesai dilakukan maka debit air bisa mencapai 60 kubik per detik.
"Itu akan membantu sekali mengurangi debit banjir," tandas dia.
Penyebab Banjir
Basuki menyebut penyebab banjir Jakarta karena belum optimalnya pembangunan prasarana pengendalian banjir. Di mana, sejak 2017, belum dapat dilakukan normalisasi pada keempat sungai karena terkendala pembebasan lahan.
Empat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang juga menjadi lokasi terparah banjir Jakarta antara lain Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter. Pemerintah telah menyiapkan beberapa langkah untuk dapat mengantisipasi datangnya banjir lanjutan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Untuk penanganan darurat bersama pihak terkait, telah difungsikan pompa, karung pasir, bronjong dan tanki air agar kawasan dan prasarana publik terdampak dapat segera berfungsi kembali," jelas Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (2/1).
Pada keempat sungai tersebut kini dilakukan upaya pengendalian banjir. Seperti Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung yang sudah ditangani 16 km dari rencana keseluruhan 33 km.
Dari pengamatan aerial pada Rabu (1/1) pukul 15.0016.30 WIB, tampak bahwa area sekitar sungai yang telah dilakukan normalisasi sungai relatif aman. Sedangkan, pada area sekitar sungai yang belum dilakukan normalisasi dalam kondisi tergenang banjir (semisal di Bidara Cina).
"Demikian halnya pada Sungai Cipinang yang belum dinormalisasi, area sekitar juga tergenang banjir," ucap Basuki.
Di hulu Sungai Ciliwung juga tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan progres pembebasan tanah di atas 90 persen dan progres fisik saat ini mendekati 45 persen. Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020.
Untuk percepatan pelaksanaan Sodetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, telah diajukan perbaikan penetapan lokasi (penlok) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) CiliwungCisadane Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR ke Gubernur DKI pada 26 Desember 2019.
"Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sodetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1.200 meter," ujar Menteri Basuki.
Sementara untuk pengendalian banjir Kota Bekasi dan sebagian Kabupaten Bekasi, Kementerian PUPR sudah membuat Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Bekasi, di mana pada 2020 akan dilakukan Value Engineering terhadap perencanaan tersebut dan segera ditindaklanjuti dengan pekerjaan fisik konstruksinya.
(mdk/azz)