Nurhayati Subakat, Orang Minang Pemilik Brand Make Over Berawal dari Industri Rumahan
Adalah Nurhayati Subakat, sosok di balik suksesnya Paragon Technology and Innovation. Pendiri sekaligus Komisaris Utama ini lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 27 Juli 1950.
Bagi kaum hawa mungkin tak asing dengan brand kosmetik Make Over. Produk kecantikan wajah ini sering disangka berasal dari luar negeri, lantaran menggunakan bahasa Inggris. Apalagi para model iklannya juga bukan orang-orang Indonesia.
Namun faktanya, brand Make Over merupakan produk kosmetik asli dari Indonesia. Make Over berada di bawah perusahaan Paragon Technology and Inovation yang juga menjadi induk dari produk Wardah Cosmetic, Emina dan Kahf.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Gimana cara bikin seblak jadi konten yang viral? Kamu juga bisa bikin konten seblak ala kamu sendiri, siapa tahu nggak kalah viral dari mamang seblak sebelah kan.
Kesan brand internasional yang melekat pada Make Over menjadi strategi perusahaan yang memang menyasar kaum hawa dari kelompok masyarakat menengah ke atas. Produk Make Over pun dibuat lebih premium dibandingkan dengan merek kosmetik yang diproduksi Paragon.
Mengutip dari laman resminya, produk Wardah dipasarkan sebagai pionir kosmetik halal di Indonesia. Paragon memadukan kemurnian alam yang diproses dengan halal, modern dan andal.
Paragon juga melahirkan produk kosmetik Emina. Produk ini dibuat untuk menyasar para remaja yang mulai merawat diri dengan serangkaian produk kecantikannya. Sementara itu, brand kosmetik Kahf diproduksi Paragon sebagai produk perawatan halal yang ditujukan untuk para pria.
Selain 4 brand tersebut, Paragon juga memproduksi kosmetik merek lainnya seperti Laboré, Biodef, Instaperfect, dan Crystallure.
Lantas siapa sosok dibalik berjayanya Paragon Technology and Innovation? Berikut ulasannya yang dirangkum merdeka.com.
Adalah Nurhayati Subakat, sosok di balik suksesnya Paragon Technology and Innovation. Pendiri sekaligus Komisaris Utama ini lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 27 Juli 1950.
Masih dari sumber yang sama, di usianya yang ke-72, Nurhayati membawahi lebih dari 10 ribu pegawai dengan lebih dari 1.600 jenis produk yang dihasilkan. Paragon juga memiliki 41 pusat distribusi dan bekerja sama lebih dari 200 perusahaan untuk program CSR-nya.
"Saya sangat bersyukur Paragon telah mencapai sebanyak ini. Ini semua berkat kerja keras dan inovasi seluruh warga Paragonian serta dukungan masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia, terhadap produk dan program kami," kata Nurhayati dikutip dari laman paragon-innovation.com, Jakarta, Jumat (5/5).
Kesuksesan Nurhayati tidak instan didapat. Sejak kecil, Nurhayati dipaksa keadaan untuk bisa hidup mandiri. Anak ke-4 dari 8 bersaudara ini harus bekerja sejak usia muda. Tepatnya, setelah sang ayah, Abdul Muin Saidi meninggal dunia. Sejak bangku SMP dia selalu membantu ibunya berdagang selepas pulang sekolah.
Sibuk membantu keluarga tak membuat Nurhayati malas belajar. Sebaliknya, dia menjadi juara umum saat SMA dan diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk jurusan Farmasi. Prestasinya terus dipertahankan hingga dia menjadi lulusan terbaik S1- Farmasi di tahun 1975. Setahun kemudian, Nurhayati menjadi lulusan apoteker ITB dan mendapatkan penghargaan dari Kalbe Farma Award.
Karier pertama yang dijajal sebagai apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil, Padang. Usai menikah dengan Subakat Hadi, dia mengikuti jejak sang suami indah ke Jakarta.
Sekitar tahun 1982, Nurhayati memutuskan bekerja di perusahaan kosmetik Wella. Kala itu menjadi staf pengendalian mutu. Kemudian, di tahun 1985, Nurhayati dengan suaminya memutuskan memulai bisnis kosmetik dengan skala industri rumahan.
Produk pertamanya berupa perawatan rambut dengan merek Putri. Namun produk ini terbatas hanya untuk penata rambut profesional yang dipasarkan dari salon ke salon di Tangerang.
Selama 5 tahun Nurhayati dengan suaminya merintis usaha ini. Di tahun 1990, barulah dia merekrut 25 pegawai sekaligus mendirikan pabrik pertamanya di Kawasan Industri, Cibodas. Kala itu pabrik berdiri dibawah bendera PT Pusaka Tradisi Ibu. Dengan pabrik ini, Nurhayati banyak membuat produk dengan beragam merek baru. Salah satunya produk kosmetik Wardah di tahun 1995.
Selang 15 tahun, barulah Nurhayati meluncurkan produk kosmetik Make Over di tahun 2010. Setahun berikutnya, PT Pusaka Tradisi Ibu berganti nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation (PTI).
Sejak tahun 2018, sudah ada 10 merk dagang besar yang lahir dari perusahaan besutan Nurhayati. Menurutnya, keberhasilan sebuah perusahaan bergantung pada inovasi yang dihadirkan.
"Jadi kata kuncinya di sini bagaimana selalu berinovasi, mengeluarkan brand-brand baru, produk-produk baru hingga akhirnya Paragon bisa sampai melewati pandemi ini," kata Nurhayati dikutip dari laman itb.ac.id.
Menurutnya, industri kosmetik merupakan industri yang sangat menjanjikan karena pertumbuhannya selalu lebih tinggi daripada industri lainnya. Untuk kategori kosmetik, PTI jauh melewati perusahaan lain dengan share 29,7 persen. Angka ini berada di atas seluruh perusahaan lokal dan multinasional yang ada di Indonesia.
Berkat kesuksesannya tersebut, Nurhayati pernah masuk dalam daftar perempuan berpengaruh di dunia pada tahun 2018. Forbes Asia menyebut Nurhayati sebagai 1 dari 25 pebisnis wanita yang dianggap memiliki dampak besar.
(mdk/idr)