OJK Anggap Wajar Bank yang Pangkas Tenaga Kerjanya Akibat Digitalisasi
Deputi Komisioner OJK Institute, Sukarela Batunanggar menganggap wajar perbankan yang banyak pangkas jumlah tenaga kerjanya lantaran digitalisasi. Sebab, transaksi tatap muka di dunia perbankan sudah banyak mulai ditinggalkan sejak 3 tahun terakhir, sehingga membuat sekitar 1.000 kantor kantor cabang bank ditutup.
Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Institute, Sukarela Batunanggar menganggap wajar perusahaan perbankan yang banyak pangkas jumlah tenaga kerjanya lantaran telah memanfaatkan layanan digital. Sebab, transaksi tatap muka di dunia perbankan sudah banyak mulai ditinggalkan sejak 3 tahun terakhir, sehingga membuat sekitar 1.000 kantor cabang bank ditutup.
"Jadi mau tidak mau ya seiring dengan perkembangan digital banking dan fintech, perbankan harus lakukan efisiensi karena nasabah yang datang ke kantor cabang itu makin sedikit," ungkap dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/4).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
Menurut catatannya, 90 persen lebih transaksi perbankan sudah dilakukan secara digital. Sementara nasabah yang menabung lewat customer service pun kini tinggal 3 persen saja, sehingga dia menganggap normal banyak bank yang melakukan down sizing.
"Dari situ maka ada pengurangan tenaga kerja jadi efisien. Ini tidak perlu dikhawatirkan sebenarnya, karena lapangan kerja itu luas di sektor keuangan," imbuh dia.
Di sisi lain, Sukarela pun menilai, efisiensi tenaga kerja dengan memanfaatkan layanan digital sebenarnya memang upaya yang lebih baik bagi pihak perbankan. "Jadi ya dengan hadirnya digital banking ini ya memang harus mengubah diri. Harus lebih efisien dan memahami kebutuhan konsumen serta menjangkau segmen yg belum pasar yang belum dilayani," urainya.
"Lalu dia bersaing dengan fintech company, jadi itu sebenarnya kultur baru, sehat, dinamis, dan kuat berkelanjutan untuk perbankan," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Triwulan I-2019, Laba Bersih Setelah Pajak Bank Danamon Capai Rp 933 Miliar
Pembelian Motor dan Mobil meningkat, Kredit Kendaraan Bank Danamon Naik 14 Persen
Per Akhir Maret 2019, BTN Telah Salurkan Kredit Rp 202,5 Triliun
BTN Catatkan Laba Rp 723 Miliar di Triwulan 1-2019
Sukseskan Program Satu Juta Rumah, BTN Gelar Akad Massal Serentak
Meski Ada Revisi, Holding BUMN Perbankan Tetap Ditargetkan Selesai Tahun Ini