OJK: Perekonomian Global dan Domestik Mulai Menunjukkan Perbaikan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan perbaikan dengan berbagai indikator. Tercermin dari aktivitas industri manufaktur, perekonomian rumah tangga dan penjualan retail yang semakin ekspansif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan perbaikan dengan berbagai indikator. Tercermin dari aktivitas industri manufaktur, perekonomian rumah tangga dan penjualan retail yang semakin ekspansif. Kondisi ini dipicu pelaksanaan vaksinasi sebagai game changer dan stimulus yang dikeluarkan OJK, Pemerintah dan Bank Indonesia.
"Perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan perbaikan dengan berbagai indikator," tulis OJK dalam keterangan persnya, Jakarta, Rabu (29/4).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Neraca perdagangan Maret juga tercatat surplus USD 1,56 miliar, melanjutkan kinerja positif 10 bulan terakhir. Sementara laju impor tumbuh 25,7 persen (mtm) seiring kenaikan aktivitas industri manufaktur.
Stimulus PPNBM, ATMR dan Loan To Value (LTV) untuk kendaraan bermotor dan properti yang dikeluarkan Pemerintah, dinilai berhasil mendongkrak laju penjualan mobil pada Maret menjadi 84,9 ribu atau tumbuh 73 persen (mtm). Kenaikan juga terlihat pada pertumbuhan KPR, premi asuransi kendaraan bermotor dan properti.
Laju suku bunga kredit terus menurun sehingga diharapkan bisa meningkatkan permintaan kredit dari sektor usaha. Suku bunga kredit sektor konsumsi turun dari 10,95 persen (Desember 2020) menjadi 10,90 pada Maret 2021.
Pada posisi yang sama, kredit modal kerja turun dari 9,27 persen menjadi 9,12 persen. Kredit investasi turun dari 8,83 persen menjadi 8,73 persen.
Sejalan dengan perkembangan positif tersebut, pasar keuangan global termasuk Indonesia mengalami penguatan di bulan April 2021. Hingga 23 April 2021, IHSG tercatat menguat sebesar 0,5 persen (mtd) ke level 6016,86. Pasar SBN juga terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun sebesar 20,2 bps di seluruh tenor.
Di sektor perbankan, kredit pada Maret 2021 tercatat tumbuh Rp 77,3 triliun (mtm). Ini merupakan pertumbuhan tertinggi dalam 11 bulan terakhir, meskipun secara tahunan masih terkontraksi 3,77 persen.
Secara sektoral, kredit sektor pengolahan dan sektor perdagangan meningkat signifikan masing-masing Rp 22,02 triliun (mtm) dan Rp 16,40 triliun (mtm). Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 2,38 persen (mtm) atau 9,49 persen (yoy).
Industri asuransi tercatat menghimpun premi asuransi pada Maret 2021 sebesar Rp25,4 triliun (Asuransi Jiwa: Rp16,3 triliun; Asuransi Umum dan Reasuransi: Rp9,1 triliun). Fintech P2P lending pada Maret 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 19,04 triliun atau tumbuh sebesar 28,7 persen (yoy). Piutang perusahaan pembiayaan pada Maret 2021 masih terkontraksi sebesar 19,6 persen (yoy).
Sementara itu, hingga 27 April 2021, jumlah penawaran umum yang dilakukan emiten di pasar modal mencapai 45, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp47,07 triliun. Dari jumlah penawaran umum tersebut, 12 di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 74 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 63,82 triliun.
Baca juga:
Jokowi Minta APBD Segera Dibelanjakan Agar Pertumbuhan Ekonomi Meningkat
Kasus Covid-19 Mulai Landai, Jokowi Yakin Kondisi Ekonomi Hampir Posisi Normal
ADB Ramal Ekonomi Indonesia Kembali Tumbuh Tinggi di 2022
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen Tahun ini dari Dalam dan Luar Negeri
Tiga Ramalan CEO Dunia yang Bisa jadi Pertimbangan Berbisnis di 2021
Pemerintah Catat Ekonomi Dunia Mulai Bergerak Pulih, Berikut Indikatornya