OJK Sebut Pangsa Bank Syariah di Indonesia Baru 9 Persen
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso menilai pangsa bank syariah di Indonesia hanya sembilan persen. Padahal jika dilihat dari data demografi, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI Wimboh Santoso menilai pangsa bank syariah di Indonesia hanya sembilan persen. Padahal jika dilihat dari data demografi, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Ia mendorong agar bank syariah menambah produk perbankan yang lebih inovatif lagi, agar masyarakat yang membutuhkan bantuan dana dapat merasakan manfaatnya.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kapan OJK Mengajar di UIN Syarif Hidayatullah diadakan? Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam kegiatan OJK Mengajar di Fakulitas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (6/11).
"Bagaimana 270 juta penduduk Indonesia kalau nanti yang perlu lapangan pekerjaan bisa dapat. Yang sudah punya lapangan pekerjaan income-nya ya tambah gede," kata Wimboh.
Hal itu dia ungkapkan saat mengunjungi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (1/10).
Wimboh meresmikan Masjid Al-Latief milik Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS yang dibangun melalui donasi dari OJK, Bank Mandiri, BNI dan BRI.
Dalam sambutannya, alumnus UNS itu berharap agar masjid tersebut dapat digunakan sebagai center of excellent.
"Dengan interior yang bagus dan fasilitas yang tersedia, saya berharap masjid ini tidak hanya menjadi tempat beribadah. Tetapi juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk melahirkan inovasi dan pemikiran kesyariahan," tuturnya.
Wimboh yang juga Guru Besar Dosen Tidak Tetap bidang Ilmu Manajemen Risiko FEB UNS menerangkan, sesuai dengan arah pembangunan ekonomi nasional, maka diperlukan adanya ruang untuk pertumbuhan ekonomi.
Artinya, lanjut dia, UMKM bisa mendapatkan pendanaan, masyarakat menjadi lebih produktif, dan daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri dapat meningkat.
"Ini ruang ekonomi harus tambah bagus. Kita punya dana KUR Rp250 triliun. Makanya ada BNI, BRI, dan Bank Mandiri. Ini channel kita agar bisa memberdayakan masyarakat supaya lebih produktif," terang dia.
Ia menambahkan, daya beli masyarakat terhadap produk yang dihasilkan oleh industri harus ditingkatkan. Wimboh tidak ingin sektor real estate lesu dan pabrik motor maupun mobil tutup.
"Sehingga bisa beli segala macam yang lebih banyak lagi. Yang belum bisa beli rumah, supaya bisa beli rumah. Kalau tidak ada yang beli motor baru ya produksinya tutup, ndak bisa. Lantas juga mobil sama. Jadi, bagaimana ruang pertumbuhan ekonomi itu harus kita ciptakan," pungkas dia.
Baca juga:
Dorong Pemulihan Ekonomi, OJK Gelar Vaksinasi di 4 Titik Jateng
OJK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan Domestik Masih Terjaga Baik
OJK Minta Erick Thohir Dorong BUMN Lakukan IPO untuk Bantu Pertumbuhan Pasar Modal
Asosiasi: Debt Collector Ilegal Bisa Dilaporkan ke Polisi untuk Dihukum
Bantu Bangkitkan Ekonomi, OJK Kembali Gelar Bulan Inklusi Keuangan di Oktober 2021
OJK: Model Bisnis Holding Ultra Mikro Bakal Banyak Terjadi Transaksi Afiliasi