Pagi ini, Rupiah dibuka menguat ke level Rp 13.579 per USD
Di awal perdagangan Rupiah langsung menguat ke Rp 13.574 per USD.
Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) cenderung menguat di perdagangan pagi ini, Jumat (27/5). Rupiah dibuka di level Rp 13.579 per USD atau menguat dibanding penutupan kemarin di Rp 13.584 per USD.
Mengutip data Bloomberg, di awal perdagangan Rupiah langsung menguat ke Rp 13.574 per USD. Rupiah hari ini menguat dibanding perdagangan kemarin, di mana Rupiah melemah hingga menyentuh level Rp 13.600 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan melemahnya Rupiah di perdagangan kemarin karena adanya isu kenaikan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) pada pertengahan 2016 nanti. Putusan The Fed ini berdampak pada stabilitas keuangan dunia karena banyak negara yang kemudian meresponnya.
"Tetapi yang juga baru ikuti adalah berita baik dari United Kingdom (UK) yang kelihatannya cenderung untuk tetap di Uni Eropa makin tinggi dan menimbulkan kepastian dan lagi-lagi masyarakat bereaksi. Jadi hal-hal seperti itu banyak terpengaruh," kata Agus di Kantornya, Jakarta, Rabu (25/5).
Selain kedua hal tersebut, keputusan pemerintah Iran untuk tidak membekukan produksi dan menggenjot ekspor minyak juga menjadi penyebab lemahnya nilai tukar Rupiah. Sebab, seluruh produksi di Tanah Air masih bergantung pada harga minyak.
Bukan hanya itu, lanjut Agus, pada kuartal II tercatat masih banyak perusahaan yang memerlukan valuta asing untuk untuk melakukan pembayaran dividen ke luar negeri ataupun kewajiban lain. "Jadi secara umum itu adalah bersifat sementara dan BI akan terus ada di pasar untuk terus menjaga," imbuhnya.