Pakai fasilitas hedging, Pertamina klaim aman dari pelemahan Rupiah
"Dengan hedging sangat positif kurangi risiko atau kerentanan dolar terhadap Rupiah."
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) terus merosot, bahkan sempat menyentuh level Rp 14.700 per USD. Kondisi ini mengganggu industri di tanah air, termasuk sektor minyak dan gas (migas).
PT Pertamina misalnya, perusahaan pelat merah ini mengaku sangat merasakan dampak pelemahan Rupiah. Terutama dalam mendatangkan pasokan minyak dari luar negeri. Akibatnya beban biaya untuk memasok minyak mentah dan produk BBM dari impor makin besar.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Bagaimana cara Pertamina dalam membeli dolar? "Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, Bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini."
-
Bagaimana Pertamina menghadapi dampak fluktuasi kurs dolar terhadap utang luar negeri? Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
Walau demikian, pelemahan Rupiah diakui belum membuat Pertamina sampai merugi. "Tentunya cost of moneynya memang meningkat. Tapi kami memiliki instrumen yang kami pakai untuk mengantisipasi hal tersebut," kata Vice President Corporate and Communication, Wianda Pusponegoro di Jakarta, Jumat (25/9).
Wianda menjelaskan, medio Mei 2015 pihaknya telah menerapkan lindung nilai (hedging) atas transaksi yang menggunakan valuta asing (valas) mencapai USD 2,5 miliar. Fasiltas tersebut hasil dari kerja sama dengan tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Negara Indonesia (BNI).
Diharapkan, dengan hedging ini pihaknya mampu menutup tekanan penguatan dolar Amerika ke depannya. Maka dari itu, BUMN migas ini menganggap cara itu paling ideal atasi pelemahan ekonomi dan rupiah beberapa bulan terakhir.
"Dengan hedging sangat positif kurangi risiko atau kerentanan dolar terhadap Rupiah. Karena kita semua tahu, tekanan ini memengaruhi ke semua (industri)," terangnya.