Pakai gas bumi PGN, pengusaha nasi ini hemat Rp 12 Juta per bulan
"Sebelum 2008, saya pakai bahan bakar LPG, biayanya cukup besar Rp 18 juta-20 juta per bulan. Tapi sejak jadi pelanggan PGN pada 2008, biaya tagihan gas bumi hanya Rp 7-8 juta per bulan," ungkap Nur.
Sejak 2008, Nur Wahid, pengusaha Nasi Jamblang di Cirebon menjadi pelanggan setia PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Penggunaan gas bumi memberikan Nur penghematan Rp 12 juta per bulan.
"Gas bumi dari PGN menjadi salah satu kunci sukses usaha saya jualan nasi jamblang. Karena memberikan penghematan cukup besar setiap bulannya," kata Nur Wahid, pemilik rumah makan 'Nasi Jamblang Ibu Nur', Cirebon, Jawa Barat, Senin (17/10).
-
Bagaimana semburan gas di Bogor terjadi? Semburan tersebut muncul setelah para pekerja hendak menghentikan pencarian sumber air baru. Saat itu mereka merasa putus asa, dan hendak membereskan alat. Di tengah suasana itu, tiba-tiba semburan kencang dengan suara gemuruh muncul di lokasi hingga menghebohkan orang di sana.
-
Dimana lokasi semburan gas tersebut? Beredar di media sosial semburan gas bercampur air di lahan belakang bangunan kontrakan, Kampung Leuwi Kotok, Desa Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (11/10).
-
Kapan semburan gas itu terjadi? Disampaikan jika kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (11/10) sore hari setelah aktivitas kegiatan penggalian dihentikan.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga membangun tanki BBM dan LPG di Indonesia Timur? Apalagi kita tahu, Indonesia ini negara kepulauan dengan salah satu pola distribusi energi tersulit di dunia, jadi dengan adanya storage di lokasi-lokasi Indonesia Timur ini akan sangat berdampak terhadap ketersediaan bahan bakar bagi masyarakat.
-
Kenapa BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? Dalam rangka turut menjaga lingkungan, mengurangi emisi karbon, dan mengatasi perubahan iklim, BPH Migas terus mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa.
-
Bagaimana BPH Migas mendorong pemanfaatan gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
Nur mengaku dapat menghemat sekitar Rp 12 juta per bulan dari penggunaan gas bumi sejak 2008. Sebelumnya untuk produksi nasi jamblang, Nur menggunakan bahan bakar gas elpiji.
"Sebelum 2008, saya pakai bahan bakar LPG, biayanya cukup besar Rp 18 juta-20 juta per bulan. Tapi sejak jadi pelanggan PGN pada 2008, biaya tagihan gas bumi hanya Rp 7-8 juta per bulan," ungkap Nur.
Nur menambahkan, gas bumi yang dipasok PGN mengalir terus selama 24 jam tanpa takut kehabisan atau repot angkut-angkut tabung LPG. "Jam operasional memasak di dapur mulai jam 4 pagi sampai jam 5 sore, enggak berhenti. Ada 15 kompor dan 3 tungku, tiap hari kami masak," katanya.
Dia mengaku senang telah menjadi pelanggan gas bumi dari PGN. Apalagi petugas dari PGN rutin melakukan pengecekan jaringan gas di rumah makannya, sehingga memberikan rasa aman baginya dan para pekerja.
"Alhamdulillah bisa menikmati gas bumi dari PGN. Dulu kami hanya jualan di atas trotoar jalan, sekarang bisa beli tempat usaha yang layak dan semakin berkembang," katanya.
Sales Area Head PGN Cirebon, Ade Sutisna menambahkan, rumah makan Nasi Jamblang Ibu Nur merupakan salah satu dari puluhan ribu pelanggan PGN di Cirebon. "Saat ini PGN memasok gas bumi di Cirebon sebanyak 19.265 pelanggan. Terbagi dari 19.301 pelanggan rumah tangga, 191 pelanggan komersil, 98 pelanggan industri dan pembangkit," kata Ade.
Ade menambahkan, PGN menyalurkan gas bumi di Cirebon sejak 1974 dan hingga sampai saat ini terus mengembangkan jaringan distribusi gas bumi yang bersih, efisien, mudah dan aman ke seluruh segmen pengguna gas.
Secara nasional, PGN memasok gas bumi ke lebih dari 116.600 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.900 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.580 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
PGN juga terus mendorong upaya diversifikasi bahan bakar kendaraan dari BBM ke bahan bakar gas. Saat ini PGN telah mengoperasikan 7 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), ke 8 SPBG mitra, dan ke 5 MRU (SPBG Mobile).
Sampai saat ini total panjang pipa yang dibangun dan dioperasikan perseroan sudah mencapai lebih dari 7.200 km. Jumlah ini setara 78 persen pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia.
Baca juga:
PGN bakal tambah 110.000 jaringan gas rumah tangga dalam 3 tahun
PGN: 48 persen produksi gas Indonesia langsung diekspor
Menperin sebut impor tidak akan efektif turunkan harga gas
Pakai CNG, pengusaha laundry bisa hemat puluhan juta ongkos elpiji
Harga gas di Singapura ternyata lebih mahal dibanding RI
Pengamat: Harga gas murah di Malaysia karena disubsidi Petronas
Polemik gas RI lebih mahal dari Singapura hingga Jokowi turun tangan