Pakai pertamax bisa menjaga 'kesehatan' mesin kendaraan
Kendaraan yang memakai bahan bakar di bawah oktan 90 kemungkinan mesin mengalami “batuk-batuk” (pre-ignition)/ngelitik.
Harga premium bersubsidi yang murah daripada harga pertamax membuat pemilik mobil tergiur untuk menggunakan bahan bakar premium. Padahal, produsen mobil sudah mengimbau untuk menggunakan bahan bakar tanpa timbal yang oktannya diatas 90 yakni pertamax.
Dengan dalih ekonomis, murahnya bahan bakar premium pemilik mobil harus mengorbankan driveability (peforma mobil jadi tidak maksimal).
Jika sudah seperti itu, mau tidak mau pemilik mobil harus butuh tambahan ekstra untuk servis mesin ke bengkel.
Bahan bakar pertamax yang dari segi kualitas lebih unggul dibanding premium tentu harganya cukup tinggi. Ada istilah Harga berbanding lurus dengan kualitas.
Kendaraan yang memakai bahan bakar di bawah oktan 90 kemungkinan mesin mengalami “batuk-batuk” (pre-ignition), atau orang awam sering menyebutnya ngelitik.
Apalagi untuk mesin lama yang tidak dilengkapi dengan knocking sensor. Sedangkan mesin yang dilengkapi dengan sensor tersebut (sistem injeksi), bisa memberi toleransi dengan nilai oktan 6, komputer akan mengatur sendiri waktu pengapiannya.
Jika mesin kendaraan sudah sering 'batuk-batuk' kemungkinan kendaraan Anda harus ke bengkel menghabiskan biaya tambahan dan butuh waktu. Apalagi jika mekanik tidak tepat mendiagnosa penyakit kendaraan, maka dapat di pastikan akan sering masuk kebengkel.
Juga harus diperhatikan, bila mobil yang digunakan harus membawa penumpang banyak dan akan diajak pula ngebut di jalan tol, seharusnya diberi “bensin yang lebih bergizi” atau punya kemampuan mencegah pre-ignition (juga yang ada menyebut auto-ignition) alias beroktan lebih tinggi yakni bahan bakar yang tepat pertamax.