Pansel dinilai tak objektif tentukan calon Dewan Komisioner OJK
Panitia Seleksi (Pansel) pemilihan DK OJK diminta untuk membuka hasil seleksi. Sebab, ada beberapa tokoh yang dinilai hebat di sektor keuangan selama ini justru gugur di tahap pertama. OJK dianggap mampu menjaga stabilitas keuangan meski saat masa sulit di 2015.
Panitia Seleksi (Pansel) Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memilih 35 nama yang lolos pada tahap II dan 72 nama lainnya yang tidak lolos yang sebelumnya masuk dalam nama 107 calon di tahap I. Keputusan Pansel ini menimbulkan pertanyaan bagi sebagian pihak.
Sejumlah pihak bahkan menuding Pansel DK OJK tidak transparan dalam penilaian. Ditambah lagi, 35 nama yang lolos seleksi tahap II menyingkirkan orang-orang yang notabene memiliki pengalaman.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Mengapa OJK menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Anggota Komisi XI, Wilgo Zainar berpendapat, nama 35 orang yang masuk seleksi tahap II di luar dugaan. Sebab, Sejumlah nama berpengalaman seperti Dirut BEI Tito Sulistio, Erry Firmansyah, dan mantan Deputi Gubernur BI Hendar, Ngalim Sawega, dan mantan anggota komisioner KPK Adnan Pandu Praja juga gagal bersama sejumlah calon lainnya termasuk dua anggota Parpol Melchias Markus Mekeng dan Andreas Edy Susetyo.
"Saya tidak menyangka sama sekali kerja Pansel seperti ini, yang menjadi tanda tanya besar apa hal yang paling mendasar sehingga pejuang OJK jilid 1 seperti pak Muliaman, pak Nelson tereleminasi tahap awal?" kata dia, Selasa (28/2).
Menurutnya, kinerja OJK saat ini sudah sangat baik. Komisi XI menilai OJK mampu berdiri sebagai lembaga yang kredibel dalam mengawasi sektor keuangan bank dan non bank serta pasar modal secara baik. "Ini artinya prestasi bagi pak Muliaman dan Anggota Dewan Komisioner OJK dong yang harus di apresiasi dan dinilai positif," imbuh dia.
Dia juga berpendapat, Presiden sudah cukup puas dengan kinerja OJK. Karena OJK dianggap mampu menjaga stabilitas keuangan meski saat masa sulit di 2015. Pada saat itu, Indonesia dilanda tekanan ekonomi dan kelesuan dunia usaha. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) naik dan index pasar modal turun tajam.
"OJK mampu mengendalikan situasi sulit itu, saya kira bangsa ini harus belajar menghargai jasa dan prestasi orang lain. Jangan karena masalah personal dan ego sektoral sehingga objektivitas di naifkan," imbuh dia.
Dia menilai Kinerja Pansel OJK tidak objektif. Seharusnya, kata dia, kepentingan bangsa khususnya stabilitas sektor keuangan ini harus diutamakan.
"Pansel harus berani membuka hasil mengapa tokoh hebat disektor keuangan selama ini dan menjadi perhatian publik dan DPR tereliminasi di awal? Harus dijawab oleh Pansel seobjective mungkin," cetusnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Ketua Pansel masih enggan membicarakan pertimbangan Pansel OJK memilih ke 35 nama tersebut.
Baca juga:
Satgas Waspada Investasi hentikan 7 perusahaan investasi bodong
OJK: Perppu buka data nasabah bank ganti pasal dalam UU Perbankan
Begini mudahnya cairkan Bansos non-tunai
Bos DBS: Perbankan tetap kuat meski ada perlambatan ekonomi
OJK beberkan pentingnya edukasi penyaluran bantuan non-tunai