Pasar mobil listrik belum ada di Indonesia
Di seluruh dunia saat ini, banyak pabrikan belum berani memproduksi mobil listrik secara massal.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto menyatakan hambatan mengembangkan mobil listrik menjadi produk massal tidak hanya jadi masalah di Indonesia saja. Di seluruh dunia saat ini, banyak pabrikan belum berani memproduksi mobil listrik secara massal.
Pria yang juga memegang lisensi pemasaran produk Hyundai ini menyatakan mobil listrik bisa terwujud lebih cepat asal ada pasarnya. Sejauh ini, dia merasa belum ada permintaan untuk mobil bertenaga listrik di Tanah Air.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
"Jadi kita lihat pasarnya. Bisa saja merek-merek yang ada di Indonesia diminta bikin (mobil listrik) juga, tapi kita kan perkembangan apapun tergantung principal (perusahaan induk)," ujar Jongkie saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (16/2).
Dia menambahkan permintaan bakal meningkat bila persoalan infrastruktur bisa diatasi pemerintah. Mobil listrik paling canggih di dunia saat ini baru mampu menempuh 150 kilometer sekali jalan. "Kalau bicaranya produksi massal, nanti harus ada tempat charging, harus ada sarana prasarana," tuturnya.
Seperti diketahui, Menteri BUMN Dahlan Iskan merupakan salah satu pejabat yang berambisi mobil listrik nasional. Bahkan niatan itu hampir mencabut nyawanya lantaran kecelakaan saat mengendarai Tucuxi, prototipe mobil listrik, di Magetan, Jawa Timur, akhir tahun lalu.
Pantang mundur, Dahlan menyatakan salah satu pabrikan nasional PT Nipress Tbk siap memproduksi baterai untuk keperluan mobil listrik. Proyek itu siap jalan Mei tahun ini dengan kapasitas produksi 20 baterai per hari.
Jongkie enggan mengomentari ambisi Dahlan. Namun dia menyatakan produsen mobil Jepang, Korea Selatan, maupun Eropa yang menguasai teknologi lebih baik saat ini masih menangguhkan kelanjutan proyek mobil listrik.
"Merek mobil yang sudah membuat mobil listrik belum bisa melanjutkan ke tahap produksi massal karena baterai dan akinya butuh daya listrik tinggi, makanya pengembangan mobil listrik dunia saat ini tersusul proyek hibrid," paparnya.
(mdk/rin)