Pasca Pemilu, Investasi Dipercaya Bakal Mengalir Deras ke Indonesia
Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu.
Investasi diyakini akan mulai mengalir masuk ke Indonesia pasca berlangsungnya pemilihan umum (pemilu). Selama ini banyak investor yang menunggu kondisi pasca pesta demokrasi dan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan terpilih.
Ekonom Asia Development Bank Institute, Eric Suganti mengatakan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada 2019 ini investor menyoroti pelaksanaan dan hasil dari pemilu. Banyak yang masih menunggu kondisi di dalam negeri pasca pemilu.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pemilu 2019? Pemilu 2019 ini menjadi salah satu pemilu tersukses dalam sejarah Indonesia.Pemilu ini memiliki tingkat partisipasi pemilih yang sangat tinggi. Joko Widodo dan Ma'ruf Amin berhasil memenangkan pemilu.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
"Ada fenomena bahwa investor di sektor riil dalam posisi wait and see menunggu hasil pemilu 2019," ujar dia di Jakarta.
Pengamat Kebijakan Publik, Sidik Pramono mengatakan, meski pemilu berlangsung relatif aman dan kondusif, namun masih ada satu hal lagi yang harus dipenuhi jika ingin investasi nasional segera tumbuh, yaitu soal kepastian investasi.
Menurut dia, tingginya tingkat ketidakpastian berinvestasi di Indonesia disebabkan oleh kebijakan sering berubah-ubah. Hal ini yang kerap dikeluhkan oleh para investor.
"Banyak faktor yang dapat mengubah suatu kebijakan, namun di Indonesia saya melihat seringkali dikarenakan adanya pergantian pimpinan atau adanya kepentingan lain," ungkap dia.
Hal tersebut, lanjut Sidik, membuat investor yang merujuk pada suatu kebijakan untuk menjalankan bisnisnya harus mengalami kerugian karena kebijakannya berubah dan tidak sejalan dengan rencana bisnis yang sudah disusun oleh investor.
Kuasa hukum PT Karya Citra Nusantara (KCN), Juniver Girsang menambahkan bahwa banyak investor yang ingin berusaha di Indonesia merasa khawatir akan mengalami kerugian akibat dari ketidakpastian.
"Apa yang dialami oleh KCN sungguh menyedihkan. Bagaimana mungkin kerja sama yang sudah disepakati sejak lama dapat diubah seenaknya oleh KBN yang menjadi mitranya, bahkan sampai digugat. Ini merupakan bukti dari buruknya iklim investasi di Indonesia," kata Juniver.
Juniver menambahkan bahwa mestinya, pengembangan pelabuhan Marunda ini sudah rampung sejak 8-9 tahun lalu. Namun, akibat polemik dan ketidakpastian yang dialami kliennya, jadi tertunda dan terlunta-lunta.
Baca juga:
Deretan Tugas Utama Presiden Pemenang Pilpres 2019 di 100 Hari Kerja
Investasi Petrokimia Arab Saudi Genjot Penggunaan Gas Bumi RI
Menkeu Siapkan Tax Holiday Untuk Investasi Arab Saudi di Kilang Cilacap
Pemilu 2019 Usai, Menkeu Sri Mulyani Sebut Tak Ada Lagi Penghambat Investasi Masuk RI
Peneliti Sebut Tingkat Kepercayaan Investor Pasca Pilpres Akan Meningkat
BEI: Pilpres Damai Berdampak Positif pada Pasar Modal Indonesia