Pedagang pasar protes kerap dituding picu kenaikan harga pangan
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Muhammad Maulana protes karena pedagang pasar kerap dituding memainkan harga bahan pokok sehingga memicu kenaikan. Menurutnya, faktor penyebab kenaikan harga di luar kehendak pedagang.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Muhammad Maulana protes karena pedagang pasar kerap dituding memainkan harga bahan pokok sehingga memicu kenaikan. Menurutnya, faktor penyebab kenaikan harga di luar kehendak pedagang.
Dia menegaskan, pedagang pasar berada di posisi paling akhir dalam tata niaga, sehingga harga yang ditetapkan pedagang pasar dilatarbelakangi penetapan harga pada mata rantai sebelumnya.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Apa saja yang dijual di Pasar Pakelan? Dikutip dari kanal YouTube Jejak Richard, Pasar Pakelan bukanlah pasar yang besar. Jika diperhatikan, kondisi pasarnya cukup sederhana. Jumlah pedagangnya juga tidak banyak.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual di Pasar Setan? Barang yang dijual mungkin berupa tanah, batu, daun, atau benda-benda sekitarnya.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
"Yang dicecar biasanya mau Lebaran, natal kalau ada kenaikan bahan pokok yang disalahkan pedagang pasar memainkan harga, padahal Pedagang pasar di ujung," kata Maulana, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (14/8).
Dia menilai, pemicu kenaikan harga disebabkan beberapa hal, seperti on-farm yaitu jadwal tanam yang tidak terjadwal, sehingga terjadi kelebihan dan kekurangan pasokan pada momen tertentu.
Selain itu, juga permasalahan off-farm, yaitu proses pengemasan komoditas yang belum tertata, hal ini membuat bahan pokok khususnya sayuran dan buah mengalami kerusakan dalam proses distribusi. Untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan pengetahuan bagi petani.
"Perlu pendidikan atau pengetahuan petani dalam pengemasan. Minimnya pengetahuan pengemasan, bahan pokok,misal sayuran busuk. Petani susah-susah tanamnya eh hampir 30 persen di jalan rusak," tuturnya.
Maulana menambahkan, masalah rantai distribusi juga menjadi salah satu masalah yang rumit. Selain itu, banyak inefisiensi sehingga terjadi disparitas harga pangan yang menyebabkan margin harga menjadi tinggi.
"Pemerintah perlu mempersingkat rantai distribusi untuk komoditas pangan supaya tidak terjadi disparitas harga yang tinggi," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Harga komoditas tinggi bikin Indonesia sulit wujudkan pangan berkeadilan
Harga telur dan daging ayam mulai menurun tipis
Jelang HUT RI, harga bawang hingga sayuran terpantau stabil
5 Daftar janji Jokowi dan Prabowo bidang ekonomi usai resmi daftar capres
Omzet turun, ratusan pedagang ayam geruduk DPRD Sulsel