Peduli Lingkungan, ColdPlay Naik Jet Pribadi Berbahan Bakar Minyak Jelantah
ColdPlay menggunakan pesawat pribadi yang dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak jelantah yang diproduksi ulang.
ColdPlay menggunakan pesawat pribadi yang dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak jelantah yang diproduksi ulang.
Peduli Lingkungan, ColdPlay Naik Jet Pribadi Berbahan Bakar Minyak Jelantah
ColdPlay Naik Jet Pribadi Berbahan Bakar Minyak Jelantah
Kepedulian Coldplay terhadap lingkungan, diwujudkan dalam beragam cara.
Selesai konser, gelang Xyloband yang dikenakan penonton diharuskan untuk dikembalikan.
Tujuannya, agar band asal Inggris itu tidak perlu memproduksi ulang gelang tersebut di kemudian hari. Ini dinilai sebagai bentuk menghambat limbah produksi.
- Warga Pamulang Dijemput Polisi karena Penipuan Tiket Konser Coldplay, Korban Dirugikan hingga Rp160 Juta
- Sisi Lain Kemeriahan Konser Coldplay, Sisakan Masalah Penipuan Tiket
- Konser Coldplay Digelar Nanti Malam, Penonton Mulai Padati Area GBK
- Ada Konser Coldplay, Penumpang Tak Perlu Khawatir Operasional MRT Jakarta Diperpanjang
Tak hanya itu, Coldplay bahkan menyumbangkan kapal pembersih sampah ke Indonesia.
Kapal tersebut bernama Neon Moon II. Harga satu unit kapal ditaksir mencapai Rp11 miliar.
Komitmen Coldplay agar dapat menekan limbah juga ditunjukan dengan pemilihan pesawat jet pribadi yang mereka gunakan.
Band asal Inggris ini menggunakan pesawat pribadi yang dioperasikan menggunakan bahan bakar minyak jelantah yang diproduksi ulang.
"Kami menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang 100 persen diproduksi dari limbah dan residu, seperti minyak goreng bekas dari restoran," demikian keterangan yang diunggah dalam laman resmi Coldplay, dikutip Senin (27/11).
Bahkan Chris Martin Cs ini rela mengeluarkan uang lebih untuk menyewa pesawat pribadi demi menjalankan komitmennya menjaga bumi.
"Untuk semua penerbangan komersial dan sewa, kami membayar biaya tambahan untuk menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF)," dikutip dari sumber yang sama.
Pada laman tersebut menjelaskan, jika dibandingkan dengan bahan bakar fossil, penggunaan SAF membantu mengurangi emisi gas rumah kaca selama penerbangan hingga 80 persen.
Meski demikian, band tersebut tidak menampik menggunakan pesawat yang berbahan bakar fossil.
Jika memungkinkan mereka bahkan bersedia menggunakan kendaraan listrik sebagai akomodasi selama melakukan tur konser.
"Jika memungkinkan, kami menggunakan kendaraan listrik atau biofuel untuk pengangkutan dan transportasi darat," sambungnya.
Sebagai informasi, SAF merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari bahan baku berkelanjutan dan kandungan kimianya sangat mirip dengan bahan bakar jet fosil tradisional.
Melansir dari laman BPDP.or.id, penggunaan SAF menghasilkan pengurangan emisi karbon dibandingkan dengan bahan bakar jet tradisional yang digantikannya selama siklus hidup bahan bakar tersebut.
Bahan bakar ini dapat ditangani dengan cara yang sama seperti bahan bakar jet tradisional. Sehingga tidak diperlukan perubahan pada infrastruktur pengisian bahan bakar atau pada pesawat yang ingin menggunakan SAF.
Pesawat apa pun yang disertifikasi menggunakan spesifikasi bahan bakar jet saat ini dapat menggunakan SAF.